
MALANG (Lenteratoday) - Jembatan Kaca yang menjadi salah satu ikon di Kampung Warna-warni Jodipan (KWJ) Kota Malang, kini ditutup sementara. Penutupan tersebut dilakukan setelah ditemukan retakan pada struktur jembatan yang juga menjadi penghubung antara KWJ dengan Kampung Tridi ini.
Usai melakukan pengecekan langsung pada Jumat (27/10/2023) kemarin, saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Malang tengah merencanakan perbaikan pada struktur jembatan tersebut. Sebelumnya, Kepala Dinas PUPR-PKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto, mengakatakan bahwa retakan jembatan berada di sisi sebelah utara menuju Kampung Tridi.
"Jadi retakannya itu ada pada beton sambungan plat lantai jembatan dengan kolom. Plat lantai itu tempat dudukan kaca yang bertumpu pada struktur balok baja," ujar Dandung, saat dikonfirmasi melalui sambungan selular, Senin (30/10/2023).
Dandung juga menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang diduga menjadi penyebab retakan tersebut. Pertama, menurutnya retakan diduga terjadi akibat pengecoran terpisah antara kolom dengan plat lantai. Sedangkan faktor lainnya, diduga terakumulasi dampak dari cuaca panas ekstrem belakangan ini.
"Kalau dari PUPR, kami mengusulkan untuk dilakukan pembongkaran segmen lantai jembatan dan kolom yang retak. Agar kemudian ditambahkan stek besi tulangan serta dicor kembali sebagai satu kesatuan. Karena sekecil apapun, retakan itu bahaya. Karena kita belum lakukan tinjauan teknis secara mendalam," tambahnya.
Selain itu, Dandung juga mengaku telah menyarankan penutupan sementara jembatan kaca untuk perbaikan. Namun, ketika disinggung mengenai batasan waktu penutupan jembatan ini, Dandung mengaku bahwa hal tersebut merupakan kewenangan dari Disporapar Kota Malang. "Nah kalau terkait penutupannya ini monggo konfirmasi ke Disporapar, karena kewenangannya ada di sana," tegasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi, mengonfirmasi bahwa penutupan jembatan kaca telah resmi dilakukan sejak Jumat lalu, setelah tinjauan dilakukan.
Menurutnya, akses ke jembatan kini telah dibatasi dengan adanya pintu baik dari Kampung Tridi maupun Kampung Warna-warni. "Gak ada semacam penutup penghalang, karena kan di jembatannya sudah ada pintu. Yang dari Kampung Tridi itu sudah ada pintu, pun yang masuk dari Kampung Warna-warninya. Jadi gak bisa sembarang orang lewat," ungkap Baihaqi, saat dikonfirmasi melalui sambungan selular, Senin (30/10/2023).
Baihaqi juga menghendaki bahwa dengan adanya penutupan sementara pada jembatan kaca ini. Tentunya membawa dampak kurang baik bagi kunjungan wisatawan di 2 kampung tematik tersebut, meskipun dinilai tidak terlalu signifikan. Tetapi, ia menekankan bahwa penutupan tersebut penting untuk dilakukan demi menghindari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan untuk pengguna jembatan.
"Kalau dampaknya ke wisatawan ya pasti ada, karena itu kan mempercepat akses ke 2 kampung. Kalau ditutup sementara ini kan harus muter wisatawannya, jadi mereka lewat jembatan luar yang di Jalan Gatot Subroto itu, tapi saya kira gak signifikan dampaknya ke wisatawan," paparnya.
Diakhir, Baihaqi menyebut bahwa proses penutupan akan dilakukan hingga pelaksanaan perbaikan selesai. Dalam konteks ini, pihaknya menyampaikan bahwa jadwal pasti terkait rencana perbaikan, akan diputuskan dalam rapat koordinasi bersama OPD terkait pada Selasa (31/10/2023) besok. "Besok kami akan rapat bersama untuk memutuskan jadwal perbaikannya," pungkasnya.
Reporter: Santi Wahyu|Editor:widyawati