23 April 2025

Get In Touch

Pemkot Lakukan Mitigasi dan Himbauan untuk Warga Terkait Potensi Banjir

Banjir di wilayah Purwantoro Ciliwung, Kecamatan Blimbing, Sabtu (4/11/2023). (Tangkapan Layar sosial media X BPBD Kota Malang)
Banjir di wilayah Purwantoro Ciliwung, Kecamatan Blimbing, Sabtu (4/11/2023). (Tangkapan Layar sosial media X BPBD Kota Malang)

MALANG (Lenteratoday) - Masuk musim penghujan, 4 dari 5 kecamatan di Kota Malang telah teridentifikasi sebagai daerah langganan banjir. Hal ini mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) setempat untuk mengambil tindakan mitigasi yang tegas serta mengeluarkan himbauan penting kepada warga, untuk mengurangi risiko banjir yang kerap menghantui kota ini.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Malang, Prayitno, mengatakan bahwa pada Sabtu (4/11/2023) kemarin, hujan dengan intensitas tinggi telah memicu banjir di 11 titik lokasi yang berbeda. Di mana keseluruhan titik tersebut tersebar di 4 kecamatan Kota Malang, termasuk kecamatan Blimbing, Klojen, Lowokwaru, dan Sukun.

"Saat itu kami bersama tim operasional langsung melakukan asesmen-asesmen di beberapa titik lokasi banjir. Ketinggian bervariasi mulai 10-40 senti meter, memang masih belum sampai lutut. Tapi itu merupakan hal serius yang harus kita tangani," ujar Prayitno, ditemui usai pelaksanaan Apel Pagi di Balai Kota Malang, Senin (6/11/2023).

Prayitno menambahkan, terdapat benerapa faktor yang berkontribusi terhadap banjir di 4 wilayah langgana ini. Salah satunya yakni kontur wilayah yang cekung dan berbagai faktor teknis lainnya.

"Seperti di Jalan Galunggung Kecamatan Klojen, itu kan cekungan dari timur, utara, selatan. Yang saya ketahui khususnya di Galunggung, klasemen lebarnya 3 meter, tapi begitu di wilayah Gadingkasri saya lihat di tahun 2001-2002 itu ada yang menyempit sampai 70 cm. Sehingga air mencari luapan di tempat lain," terangnya.

Dalam konteks ini, mantan Camat Kedungkandang tersebut juga mengimbau agar warga turut tanggap dalam memitigasi banjir. "Ketika tidak hujan, harapan kami warga masyarakat, baik mulai dari kelurahan, RT, RW, itu melakukan mitigasi mulai dari pengerukan sedimen dan endapan sampah. Sedangkan konstruksi lain-lain yang menyebabkan banjir, itu sudah ada OPD lain yang menangani," pungkasnya.

Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat. (Santi/Lenteratoday)

Sementara itu, Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, memfokuskan pentingnya mengatasi potensi banjir. Pihaknya juga mengaku telah melakukan pemantauan titik-titik mana saja yang cenderung mengalami genangan air dengan waktu surut yang cukup lama.

"Saya pantau ada berapa titik yang satu jam, dua jam, paling lama tiga jam, itu baru bisa surut. Berarti memang dari volume atau kapasitas sarana prasarana tidak memenuhi, sehingga pasti akan terjadi genangan. Kalau hujannya tidak terlalu lama kan aman, tapi kalau sudah lebih dari dua atau tiga jam pasti airnya akan menggenang, tapi harus tetap menjadi perhatian kami," ungkap Wahyu.

Diketahui saat ini, Pemkot Malang juga telah menyusun masterplan drainase untuk meminimalisir potensi banjir. Kendati demikian, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan saluran drainase. Dengan tidak membuang sampah sembarangan, menurutnya masyarakat dapat membantu mengurangi risiko banjir.

"Saya harapkan kepada masyarakat Kota Malang, sekarang sudah hujan, mulai sadar diri untuk tidak membuang sampah sembarang. Kita tidak bisa langsung menangani kalau tidak dari warga setempat yang sadar untuk bisa menjaga saluran drainase yang sebenarnya harus kita manfaatkan," pungkasnya. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.