
Kediri - Memang bukan kota pendidikan, seperti Jogjakarta dan Malang, mungkin banyak yang belum tahu di Kota Kediri terdapat 17 kampus, baik negeri maupun swasta, masih ditambah puluhan pondok pesantren besar dan kecil. Tak heran bila Kota Kediri saat ini juga menjadi jujugan (tujuan) penduduk usai sekolah/kuliah untuk menimba ilmu.
Sebagai penduduk rantau, tentu sangatbergantung pada kiriman dari orangtua atau keluarga di tempat tinggal asal diluar Kota Kediri. Di saat pendemi seperti saat ini, tentu menjadi situasi yangmengkhawatirkan bagi para perantau, terutama terkait suplai uang hidup dariorangtua/keluar dimana tidak luput dari imbas Covid-19.
Kota Kediri memiliki 17 kampus baik negerimaupun swasta yang menampung ribuan mahasiswa dari seluruh Indonesia. Punditambah dengan puluhan pondok pesantren besar dan kecil menjadikan Kota Kedirimenjadi kota tujuan pendidikan.
Banyak cerita pilu mahasiswa/i perantau saatpandemi Covid-19 seperti saat ini. Seperti yang dialami, Rahyuni, 22, mahasiswisemester 8 asal NTT. Orang tua Rahyuni bekerja sebagai pedagang ikan di NTT.Ketika Covid-19, beberapa pasar tutup sehingga penghasilan pun berkurang. Imbasnya,pengiriman uang bulan biaya hidup menjadi terhambat.
Mereka tak sungkan-sungkan menyatakan perasaansenangnya tatkala ada yang memberikan bantuan. Seperti yang diberikan PemkotKediri bekerjasama dengan Bank Jatim. Memberikan bantuan paket sembako yangsangat membantu mereka untuk makan sehari-hari.
“Kiriman dari orang tua juga terhambat karenapenghasilan di kampung juga terganggu. Sementara saya tidak bisa pulang, karenaongkosnya mahal. Harus tes kesehatan juga,”ungkap Rahyuni, dengan mataberkaca-kaca, Kamis (12/6/2020)
Hal senada juga dirasakan Yetri,22, mahasiswadari NTT yang bernasib sama dengan Rahyuni. Kiriman orang tua terhambatsehingga adanya bantuan dari Pemkot Kediri sangat membantu untuk hidup dirantau.
Namun mahasiswa/i rantau itu mengaku senangtinggal di Kota Kediri. Seperti diungkapka Aryido Dethan dan Arkilaus Pahnael,kedua mahasiwa asal Timor. “Saya orang dari Timor logat bicara nadanya keras.Awalnya masyarakat di sini kaget. Tapi lama-lama kami berteman baik. Senangtinggal di Kota Kediri, masyarakatnya baik. Makanan enak dan murah,” kataAryido.
Suasana Kota Kediri yang tak terlalu besar,tapi cukup lengkap fasilitas sehingga menjadikan betah. Belajar bisa konsentrasi,namun kadang-kadang juga perlu refreshing . Kafe, tempat perbelanjaan, dan jugataman kota kerap dijadikan mahasiswa di sini untuk refreshing yang murahmeriah.(gos)