
NGAWI (Lenteratoday) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi mempersembahkan Pertunjukan kolosal bertajuk perjuangan Juru Martani. Acara tersebut digelar di benteng bersejarah peninggalan Belanda yakni Benteng Van Den Bosch atau lebih familiar dengan julukan Benteng Pendem Ngawi, pada Sabtu (11/11/2023).
Acara yang dipadati penonton meskipun diiringi gerimis hujan ini juga dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono dan Dwi Rianto Jatmiko; Sekda Kabupaten Ngawi, Mokh Sodiq Triwidiyanto; dan Ketua DPRD Ngawi, Heru Kusnindar; serta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Ngawi dan elemen penting lainnya.
Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, mengatakan pagelaran acara tersebut sengaja dilakukan untuk menyuguhkan suatu pertunjukan seni. Dia mengaca pada Candi Prambanan yang kerap kali ada pertunjukan Ramayana seni tari kolosal dan lainnya.
"Kali ini di Ngawi kita juga ke depan punya acara yang nantinya rutin digelar yang kemudian bisa mencitrakan Kabupaten Ngawi bisa bersuara kepada Nasional maupun Internasional menarasikan bagaimana berdirinya Benteng Pendem Ngawi," katanya.
Ony menambahkan bahwa semua itu karena kegigihan para pejuang terdahulu seperti Pangeran Diponegoro yang meminta seluruh para petani petani menjadi pejuang yang disebut wirotani.
Bupati Ngawi mengungkapkan jika Juru Martani sendiri mempunyai makna Juru yang berarti ahli martani berarti penghidupan. Orang yang ahli bisa memberikan penghidupan yang merata.
"Kita harus bisa memaknai perjuangan para petani kita. Zaman dulu petani turut serta mengusir penjajah Belanda kala itu. Tapi di era sekarang kita juga terus membutuhkan para petani yang berjuang memastikan pangan dan ketahanan pangan supaya tetap aman," paparnya. (*)
Reporter : Dimas | Editor : Lutfiyu Handi