20 April 2025

Get In Touch

Palestina Minta Komunitas Internasional Lindungi RS Al-Shifa

RS Al Shifa yang menjadi tempat berlindung warga dari konflik antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, terlihat di Kota Gaza (Ant)
RS Al Shifa yang menjadi tempat berlindung warga dari konflik antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, terlihat di Kota Gaza (Ant)

RAMALLAH (Lentertoday) -Palestina mendesak komunitas internasional untuk melindungi staf medis, pasien, dan pengungsi di Rumah Sakit Al-Shifa, yang diserbu tentara Israel pada Rabu.

Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut serangan Israel merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional, hukum kemanusiaan internasional, dan Konvensi Jenewa--serta kelanjutan dari semua pelanggaran dan kejahatan yang telah dilakukan terhadap rakyat Palestina.

"Pemerintah Israel bertanggung jawab penuh atas keselamatan staf medis dan ribuan pasien, pengungsi dan anak-anak, termasuk bayi prematur, di dalam kompleks (rumah sakit) tersebut," kata Kemlu Palestina dalam pernyataannya.

Tentara Israel menyerbu RS Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, pada Rabu dini hari.

Menurut kantor media pemerintah Gaza, terdapat sekitar 1.500 staf medis, 700 pasien, 39 bayi prematur, dan 7.000 pengungsi di dalam kompleks medis tersebut.

Berdasarkan data terbaru otoritas Palestina, tercatat sedikitnya 11.320 warga Palestina telah terbunuh, termasuk lebih dari 7.800 perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 29.200 orang lainnya terluka--ketika serangan Israel di Gaza memasuki hari ke-40.

Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, juga rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat yang tiada henti dari Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung sejak bulan lalu itu.

Sementara itu, korban tewas di Israel adalah sekitar 1.200, menurut angka resmi.

Dunia gagal hentikan serangan ke Gaza

Dikutip berbagai sumber, dunia telah dinilai gagal mendesak Israel menghentikan serangan ke Gaza. Pada Rabu (15/11/2023), Israel malah mengaku telah menyerbu rumah sakit Gaza. Serbuan itu mendapat dukungan dari Amerika Serikat.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, menyebut ada informasi intelijen soal kegiatan Hamas di bawah sejumlah rumah sakit di Gaza. Hamas disebut membuat jaringan terowongan di bawah sejumlah rumah sakit. Terowongan menjadi pusat komando dan penyimpanan senjata.

Pernyataan itu dianggap Hamas sebagai izin AS bagi Israel menyerbu Rumah Sakit Al-Shifa. Pasukan miloter Israel, IDF, menyerbu rumah sakit itu pada Rabu dini hari.

Staf ruangan gawat darurat RS Al-Shifa, Omer Zaqout, menyebut, pasukan IDF menyerang dan menangkap sejumlah pengungsi di rumah sakit. IDF menelanjangi lalumenutup mata orang-orang yang ditangkap.

Zaqout menyangkal pernyataan IDF bahwa IDF membawa bantuan ke rumah sakit.

"Mereka (IDF) hanya membawa teror," katanya kepada Al Jazeera.

Akibat serangan itu, ratusan orang tewas di halaman rumah sakit. Pegawai rumah sakit tidak berani mengevakuasi mereka karena khawatir ditembak IDF (*)

Editor: Arifin BH, Antara-berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.