21 April 2025

Get In Touch

Gubernur Khofifah Beri Bonus 265 Pemenang MQK Tingkat Nasional dan Jatim, Total Rp 1 Miliar

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan penghargaan dan apresiasi pada pemenang MQK tingkat nasional dan Jatim di Grahadi, Jumat (17/11/2023).
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan penghargaan dan apresiasi pada pemenang MQK tingkat nasional dan Jatim di Grahadi, Jumat (17/11/2023).

SURABAYA (Lenteratoday) - Sebanyak 265 santri asal Jawa Timur yang berhasil mendapatkan juara dalam Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) tingkat nasional VII tahun 2023 dan tingkat provinsi mendapat penghargaan dan apresiasi dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Pemberian apresiasi berupa bonus dengan total mencapai Rp 1.019.500.000 ini dilakukan di Gedung Negara Grahadi, Jumat (17/11/2023).

Bonus tersebut terbagi pada pemenang kejuaraan MQK tingkat nasional sebesar Rp 400.000.000 untuk 40 orang dan tingkat provinsi mendapatkan dana apresiasi senilai Rp 619.500.000 bagi 225 orang.

Apresiasi beupa bonus ini diberikan kepada juara I, II, III di masing-masing bidang diantaranya akhlaq, fiqih, ushul fiqih, tafsir, nahwu, ilmu tafsir, ilmu hadits, tauhid dan tarikh.

“Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh juara, para champion dari musabaqah qira’atil kutub. Penghargaan ini bagian dari apresiasi kepada para pemenang MQK tingkat nasional dan provinsi,” kata Khofifah.

Apresiasi kepada 265 juara ini sesuai sesuai keputusan gubernur nomor 188/492/KPTS/013/2023 tentang pemberian penghargaan pemenang tingkat nasional dan tingkat Provinsi Jatim.

Menurut Khofifah, pemenang MQK ini adalah bagian dari penguat pondasi keagamaan di Indonesia. Pasalnya sila pertama Pancasila adalah bagaimana konteks keimanan dan beragama menjadi dasar di NKRI ini. “Harus ada yang selalu menguatkan tafaqquh fiddin, panjenengan semua yang menjadi bagian itu,” ujarnya.

Gubernur perempuan pertama ini menjelaskan pentingnya memegang teguh nilai agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Khususnya di saat atmosfer politik tengah menghangat seperti sekarang.

“Maka kalau para santri sederhana sekali bagaimana sebetulnya memberikan pilihan yang bisa memberikan keberseimbangan. Jadi, kalau keberseimbangan bahwa didalam kehidupan politik harus dilaksanakan pada posisi menjaga agama dan mengatur negara,” paparnya. (*)

Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.