
BATU (Lenteratoday) - Masalah sampah menumpuk di bekas Pasar Relokasi, Jalan Stadion Barat, Kelurahan Sisir, Kota Batu, telah menjadi pemandangan yang mengganggu selama seminggu terakhir. Hal ini dirasakan terutama oleh para pedagang unggas yang masih berjualan di bekas relokasi pedagang Pasar Induk Among Tani.
Pedagang mengindikasikan mayoritas sampah tersebut, dibuang oleh pengendara roda dua secara sembarangan, yang melintas di area ini.
Hartono, salah satu pedagang unggas, mengaku merasakan dampak signifikan dari situasi ini terhadap penjualannya. Hal ini menyebabkan kesulitan bagi mereka dalam menjalankan usaha serta menciptakan polusi yang merugikan, baik bagi para pedagang maupun pengunjung pasar.
"Kurang lebih ini sudah semingguan seperti ini. Kami juga gak tahu mau berbuat apa, soalnya ya pasti sampah seperti ini berdampak ke pedagang dan pengunjung. Pengunjung susah kalau mau ke sini, mau beli tapi polusi udara," ujar Hartono, saat dikonfirmasi awak media, Rabu (29/11/2023).
"Tapi kalau kami tahu, itu kami langsung teriaki biar gak kebiasaan. Biasanya ya gak jadi buang. Kami kan kadang di luar, tapi kalau pas sepi ya di dalam bedak. Jadi gak selalu tahu kapan oknum-oknum ini buang sampah di sini," lanjutnya.
Meski tidak mengetahui secara pasti penyebab pasar relokasi dijadikan tempat pembuangan sampah. Namun menurut Hartono, masalah sampah di pasar relokasi ini, diduga mulai ada sejak para pedagang pindah menempati bangunan baru Pasar Induk Among Tani pada awal Oktober 2023 lalu.
Awalnya, disebutkan hanya satu dua oknum yang membuang sampah di pinggir jalan pasar relokasi tersebut. Namun, lama kelamaan, Hartono mengungkap bahwa hal tersebutlah yang memicu masyarakat lain, sengaja membuang sampah sembarangan di lokasi tersebut.
Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu telah membersihkan lokasi tersebut. Dengan mengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) reduce, reuse, recycle (3R) di kelurahan Sisir.

Namun, Hartono menyebutkan sampah yang menumpuk saat ini belum diangkut kembali.
"Harapannya ya sampah ini diangkut, lah. Ini sampai seminggu, loh. Apalagi sekarang musim hujan, waduh kalau banjir ya yang repot kita, yang bersihkan kita juga. Ini tikus-tikus juga banyak gara-gara sampah itu," keluhnya.
Pedagang unggas lainnya juga mengeluhkan ketidakpastian mengenai rencana pemindahan pedagang unggas dari bekas pasar relokasi ini, ke area dekat pasar sayur di Jalan Dewi Sartika, Kelurahan Temas.
Pihaknya menyebutkan, kondisi pasar relokasi yang kotor dan sepi, sangat mempengaruhi pendapatan mereka.
"Jadi ya kalau bisa dibilang kami mengharap perhatiannya kepada Kepala Pasar Induk Among Tani, dari Pemkot juga bagaimana nasib kami ini. Karena selain kondisinya seperti ini, kotor, di sini juga sepi, pernah saya 1-2 hari gak dapat pemasukan. Kita mau pindah ya pindah ke mana? wong di sini saja saya untung-untungan dikasih bedak sama orang," pungkasnya.
Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH