
KEDIRI (Lenteratoday) - Kota Kediri menjadi tuan rumah Festival Generasi Berencana (Genre) Jawa Timur yang diprakarsai Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur.
Seperti diketahui saat ini pemerintah pusat hingga daerah tengah gencar mendorong percepatan penurunan stunting melalui program Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).
Kali ini KIE digelar dalam bentuk lebih kreatif dan menarik menjadi Festival Genre yang diikuti para remaja di Jawa Timur. Di penghujung tahun 2023, Festival Genre telah digelar selama 2 kali, salah satunya di Kota Kediri yang diger di Ruang Joyoboyo Balaikota Kediri, Jum'at (29/12/2023)
Sebanyak 150 pelajar atau insan genre dari Kota Kediri dan Kabupaten Kediri diundang pada kegiatan Festival Genre yang digelar BKKBN Provinsi Jawa Timur berkolaborasi dengan Pemkot Kediri.
Melalui Festival Genre ini, Dewan Pembina Insan Genre BKKBN Provinsi Jawa Timur, Haydar Iskandar mengatakan pihaknya ingin memberikan informasi dan edukasi tentang pencegahan stunting dari hulu. "Hulu yang kita maksud di sini adalah pra pernikahan atau para remaja yang disebut calon pengantin,"ujarnya.
Para peserta festival yang hadir pada kegiatan tersebut diberikan edukasi tentang persiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja dengan menghadirkan narasumber dari RSUD Gambiran Kota Kediri, Dokter Hessi Harisawati.
Menurut Haydar edukasi tersebut sangatlah penting untuk mencegah pernikahan dini, karena pernikahan dini merupakan salah satu faktor terjadi stunting. "Menikahlah di usia yang ideal. Jadi menikah itu tidak boleh terlalu muda dan tidak juga terlalu tua. Usia minimal menikah untuk wanita adalah 21 tahun dan 24 tahun untuk laki-laki," jelasnya.
Lebih Lanjut, Haydar mengatakan dipilihnya Kota Kediri menjadi tempat diselenggarakannya Festival Genre ini, menurut Haydar dikarenakan Kota Kediri memiliki insan Genre yang banyak memiliki kegiatan positif.
"Salah satu alasan kami datang ke sini hari ini, karena pengurus insan genre Joyoboyo Kota Kediri semangat dan integritas sangat luar biasa. Hal itu menjadi pertimbangan kita selenggarakan Festival Genre di Kota Kediri, setelah bulan lalu di Kabupaten Blitar,"tegasnya.
Dengan digelar Festival Genre ini, Haydar berharap dapat menekan angka pernikahan dini hingga 0%, menciptakan zero stunting dan menumbuhkan figur remaja motivator bagi teman sebaya.
Digelarnya Festival Genre pertama kalinya di Kota Kediri merupakan kejutan bagi Pemkot Kediri. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kota Kediri yang pada kesempatan tersebut diwakili oleh Sekretaris DP3AP2KB Agus Suharyanto saat membuka kegiatan Festival Genre.
Agus mengatakan bahwa insan genre adalah agen untuk pencegahan stunting di Kota Kediri. "Sebagai insan genre, kami berharap remaja di Kota Kediri bisa lebih mengerti tentang stunting, serta bisa menjadi agen perubahan dan agen edukasi yang bisa memberikan informasi apa itu stunting pada teman dan lingkungan," ujarnya.
Agus berharap Festival Genre ini tidak berhenti sampai di sini, tapi bisa digelar setiap tahun bahkan lebih besar lagi ke depan. "Segala kegiatan yang ada di Provinsi Jawa Timur, kami siap menampung, kami siap membantu dan siap mensukseskan demi kemajuan insan genre yang ada di Kota Kediri dan Kabupaten Kediri," ujarnya di akhir sambutan.
Sementara itu, salah satu peserta Festival Genre dari SMAN 2 Kota Kediri Novelita Putri Rika Agustin mengaku senang mengikuti Festival Genre. Menurutnya melalui kegiatan ini, para remaja bisa sharing langsung dengan narasumber untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang stunting dan pernikahan dini.
"Banyak sekali ilmu yang kami dapatkan melalui Festival Genre ini, kita jadi lebih mengerti bahaya pernikahan dini dan pencegahan stunting itu seperti apa,” ujarnya.
“Kami berharap kegiatan seperti ini harus terus dilanjutkan, karena edukasi ini perlu untuk diketahui masyarakat terutama pelajar seperti kami,"pesannya. Selain dialog interaktif dengan dokter, pada Festival Genre ini juga digelar lomba ranking 1 dan cerdas cermat. (*)
Reporter: Gatot Sunarko/rls | Editor : Lutfiyu Handi