
JAKARTA (Lenteratoday) - Guncangan bisnis di tubuh startup masih berlanjut. Terbaru, Raksasa e-commerce Lazada melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah karyawannya yang bekerja di kantor regional Singapura.
Kondisi, startup edukasi-teknologi (edutech) Zenius lebih parah. Mereka mengumumkan tutup sementara usai 20 tahun beroperasi di Indonesia.
Melansir dari The Straits Times, Kamis (4/1/2024), pemangkasan oleh Lazada ini dilakukan pada 3 Januari sebagai langkah efisiensi karyawan. tidak hanya enggan mengatakan jumlah karyawan yang ter-PHK, perusahaan juga menolak untuk berkomentar terkait pembayaran pesangon para karyawan terdampak.
"Kami melakukan penyesuaian secara proaktif untuk merubah jumlah tenaga kerja kami, agar dapat memposisikan diri dengan lebih baik dalam cara kerja yang lebih gesit dan efisien guna memenuhi kebutuhan bisnis di masa depan," ungkap juru bicara Lazada kepada The Straits Times.
"Transformasi ini mengharuskan kami menilai kembali kebutuhan tenaga kerja dan struktur operasional kami untuk memastikan bahwa Lazada berada pada posisi yang lebih baik dalam mempersiapkan masa depan bisnis dan sumber daya manusia kami," tambah perusahaan.
Di luar itu, The Straits Times mendapati langkah ini bukanlah kali pertama dilakukan perusahaan. Sebelumnya Lazada Singapura juga sempat melakukan pemangkasan pada Oktober 2023 lalu. Saat itu juga tidak diketahui secara pasti jumlah karyawan yang ter-PHK.
Sebagai informasi, Lazada sendiri merupakan e-commerce yang didirikan pada 2012 lalu. Sejak saat itu toko online ini telah membuka layanannya di enam negara termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
Tidak lama setelah itu Lazada kemudian menjadi anak perusahaan Alibaba Group Holding usai raksasa teknologi milik Jack Ma itu mengakuisisi saham perusahaan pada 2016. Saat itu Alibaba melakukan pembelian saham Lazada memperluas kehadirannya di Asia Tenggara.
Sayang isu PHK pada awal 2024 ini menjadi sorotan lantaran perusahaan baru saja mendapat suntikan dana sebesar US$ 634 juta atau setara dengan Rp 9,83 triliun (kurs Rp 15.520/dolar AS) dari Alibaba pada Desember 2023 kemarin.
Suntikan dana ini dilakukan Alibaba untuk meningkatkan investasinya di perusahaan tersebut, yang kini menjadi lebih dari US$ 1,8 miliar atau Rp 27,93 triliun. Perusahaan milik Jack Ma ini memang telah berulang kali menyuntikkan dana ke Lazada sejak tahun 2022 di tengah meningkatnya persaingan dalam industri e-commerce.
Dampak Winter Tech
Di sisi lain Zenius mengumumkan tutup sementara akibat tantangan operasional di tengah isu musim dingin teknologi (winter tech) beberapa tahun terakhir.
“Kami mengambil langkah strategis untuk menghentikan operasi secara sementara, tetapi kami menjamin bahwa kami tidak akan berhenti berusaha untuk menjalankan dan mewujudkan visi untuk merangkul Indonesia yang cerdas, cerah, dan asik,” tulis dalam keterangan resmi Zenius, dikutip Kamis (4/1/2023).
Mengutip laman Zenius, StartUp ini sebenarnya sudah beroperasi sejak 2004. Saat itu, para founder Zenius, mulai dari Sabda PS, Wisnu Subekti, dan Medy Suharta membentuk bisnis ini tanpa bantuan modal dari pihak eksternal sama sekali.
Upaya ini pun dilakukan demi satu cita-cita mulia, yakni mendokumentasikan materi pendidikan dalam format digital. Tentu, ini bukanlah langkah yang mudah. Salah satu kendala utamanya adalah penetrasi internet yang masih sangat terbatas.
Oleh karena itu, Zenius memulai bisnisnya dengan membuka bimbel konvensional. Untuk versi digitalnya, mereka mencoba merekam video edukasi untuk dijual dalam bentuk CD.
Reporter: dya,rls/Editor: widyawati