
BATU (Lenteratoday) - Dalam upaya meningkatkan keamanan dan kelancaran arus lalu lintas, Pemerintah Kota (Pemkot) Batu mewacanakan pembangunan fly over di Jurang Susuh. Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Batu, Eko Setiawan, menjelaskan bahwa wacana tersebut telah diawali dengan pengajuan proposal pembangunan fly over, kepada Menteri PUPR RI, Basuki Hadimuljono.
"Jadi (proposal) itu sudah sempat kami bahas bersamaan dengan kedatangan Menteri PUPR bersama Pak Presiden Joko Widodo, saat meresmikan Pasar Induk Among Tani di Desember kemarin. Tapi memang sebelum itu, kami sudah ada wacana untuk membangun (fly over) di kawasan jurang Susuh," ujar Eko, saat dikonfirmasi awak media, Senin (15/1/2024).
Eko menyatakan, pembangunan fly over di kawasan Jurang Susuh Desa Giripurno, Kota Batu, ini bertujuan untuk meminimalisir kecelakaan yang sering terjadi akibat medan yang cukup menanjak. "Karena kan medannya yang menanjak, kendaraan besar sering tidak kuat menanjak sehingga berdampak ke kendaraan di belakangnya. Selain itu kita juga bertujuan untuk memperlancar arus di sana," katanya.
Lebih lanjut, Eko menyampaikan bahwa konsep fly over ini dirancang sebagai alternatif bagi kendaraan besar yang hendak melintas dari arah Karangploso Kabupaten Malang, menuju ke arah Batu. "Jadi yang dari Karangploso bisa lewat atas, masyarakat lainnya juga bisa lewat jalan eksisting, jadi jalan lamanya tidak kita matikan, tetap ada," tambahnya.
Namun, Eko mengakui bahwa pembangunan tersebut memerlukan perencanaan matang, terutama terkait Detail Engineering Design (DED). Sementara saat ini, menurutnya proses DED perencanaan masih dalam tahap pengembangan dan membutuhkan dana sekitar Rp 1 miliar.
"Nah sampai dengan saat ini, kami belum ada anggaran untuk mengarah ke sana. Jadi saat kami menyampaikan proposal ke Menteri PUPR kemarin itu, berdasarkan estimasi kami dalam hal pembangunan fly over per meter perseginya. Tapi Pak Kadis kami sudah meminta tambahan anggaran untuk menyusun DED ini," urai Eko.
Dalam proposal awal, dirinya menyebut bahwa dengan panjang sekitar 200 meter dan lebar 7 meter, perkiraan estimasi anggaran pembangunan dapat mencapai Rp 56 miliar. Namun, setelah dilakukan tinjauan oleh Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN), Eko menyebut bahwa panjang fly over diusulkan menjadi 250-300 meter, dengan konsekuensi anggaran yang lebih besar dari perkiraan awal.
Sebab menurutnya, P2JN memberikan masukan penting, menyoroti perlunya mempertimbangkan elemen vertikal dan horizontal, termasuk pembebasan lahan. Eko menyadari bahwa proposal awal yang diusulkannya tersebut kurang memperhatikan aspek horizontal, khususnya dalam konteks pembebasan lahan.
"Jurang Susuh itu kan meliuk, maka harus kita luruskan, di situ harus ada lahan yang dibebaskan. Itu menjadi kendala kami karena selama ini kami belum berbicara terkait pembebasan lahan untuk pembangunan fly over itu. Selain itu, kalau (anggaran) DED perencanaan itu disetujui, mungkin perencanaan bisa dikerjakan selama 4 bulan, itu minimal. Anggarannya estimasi Rp 1 miliar untuk perencanaan DED saja," terang Eko.
Diakhir, Eko memperkirakan bahwa total pembangunan proyek akan memakan waktu selama 14 bulan, termasuk pembangunan fisik selama 8 bulan. Dan lelang fisik yang setidaknya membutuhkan waktu selama 2 bulan.
"Karena perencanaan itu sangat kompleks, tidak bisa dikebut. Namun kalau kita mau efisien waktu, itu bisa dibuat konstruksi besi. Tapi untuk itu kami masih mengkaji lagi. Progresnya sekarang kami masih menyiapkan draft, belum perencanaan. Titiknya kalau 200 meter sesuai dengan proposal itu dari Jurang Susuh Giripurno sampai ke arah menanjak di Tawangargo. Tapi kan dari P2JN menyarankan harus diluruskan," pungkasnya.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: widyawati