
SURABAYA (Lenteratoday) - Belum genap satu bulan, 4 kasus kekerasan seksual tercatat sudah menimpa anak di Kota Surabaya. Tiga di antaranya merupakan kasus pencabulan dan pemerkosaan, sementara lainnya merupakan kasus kekerasan anak di bawah umur.
Menyikapi hal tersebut, DPRD Kota Surabaya menyampaikan sikap keprihatinan dan solidaritasnya kepada para korban dan keluarga mereka.
Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Herlina Harsono Njoto, menyoroti pentingnya tanggung jawab bersama tanpa menyalahkan pihak terkait, termasuk keluarga, sekolah, Pemerintah Kota Surabaya, dan DPRD.
"Dalam kejadian ini, saya tidak saling menyalahkan keluarga atau pihak sekolah, Pemkot maupun DPRD. Saya kira kita semua turut bertanggung jawab, baik sebagai orang dewasa maupun sebagai orang-orang yang berada di pemerintahan," ungkap Herlina, Kamis (25/01/2024).
Herlina menilai bahwa upaya preventif yang sudah dilakukan perlu dievaluasi, dengan penekanan pada pendidikan karakter siswa-siswi. "Saya berulang-ulang kali menyuarakan mengenai krusialnya pendidikan karakter untuk anak. Dengan pendidikan karakter yang kuat, anak akan menjadi lebih berani bersuara," tegasnya.
Peran konselor sebaya juga disoroti, sambil menyatakan kekecewaan terhadap orang tua atau keluarga yang tidak dapat menjadi sandaran bagi anak-anak mereka. Herlina mendorong pendekatan persuasif, terutama kepada anak-anak dengan kondisi kepribadian tertutup.
Dalam konteks pemulihan, Herlina menegaskan peran penting Pemerintah Kota Surabaya, DPRD Surabaya, dan sekolah sebagai rumah kedua bagi anak-anak. "Kita harus membangun kembali kondisi psikologis dan mental dari anak yang menjadi korban," ujarnya.
Herlina juga menyoroti peran medis dalam memulihkan fisik korban di bawah umur dan menghilangkan kekhawatiran mereka untuk menjalani kehidupan sehari-hari. "Secara fisik, korban juga butuh untuk dipulihkan, diberikan rasa aman, dan meyakinkan dia bahwa tidak semua lingkungan itu membuat dirinya dalam kondisi yang berbahaya," tambahnya.
DPRD Kota Surabaya mengajak semua pihak untuk bersatu dalam mendukung pemulihan korban dan memastikan kejadian serupa dapat dicegah melalui langkah-langkah yang lebih efektif dan holistik. (*)
Reporter: Pradhita (mg) | Editor : Lutfiyu Handi