19 April 2025

Get In Touch

Unjuk Rasa Ratusan Warga di Perbatasan Texas Memanas

Unjuk rasa menentang para migran yang menyeberang dari Meksiko, di Quemado, Texas, AS (Reuters)
Unjuk rasa menentang para migran yang menyeberang dari Meksiko, di Quemado, Texas, AS (Reuters)

TEXAS (Lenteratoday) -Perbatasan Kota Texas, Sabtu (3/2/2024) menjadi pusat sorotan ketika ratusan demonstran dari seluruh Amerika Serikat turun ke jalanan melakukan unjuk rasa terkait politik perbatasan dan retorika agama.

Para demonstran dengan lantang menyuarakan kekecewaan mereka terhadap masalah imigrasi ilegal. Terdengar pesan dukungan yang jelas kepada mantan Presiden Donald Trump.

Atmosfer politik memanas di pertemuan umum Quemado, Texas, dengan pembicara dari partai konservatif yang menekankan pentingnya nilai-nilai Kristen konservatif. Para pembicara juga mengkritik kebijakan perbatasan yang diterapkan oleh Presiden Joe Biden yang merupakan seorang Demokrat.

Seiring dengan itu, para pedagang menjual berbagai barang yang mempromosikan mantan presiden Partai Republik tersebut. Barang-barang termasuk kemeja, bendera, dan topi dengan logo presiden tersebut dapat terlihat terpampang di sepanjang jalan.

"Teman-teman, ini adalah hal yang serius, ini adalah hal yang jahat," kata Perwakilan AS Keith Self tentang kebijakan Biden. "Kita berada dalam pertempuran spiritual untuk kelangsungan hidup Republik kita," lanjutnya, dikutip dari Reuters, Senin (05/02/2024).

Pertarungan antara Biden dan Trump diprediksi akan terjadi kembali dalam pemilihan 5 November ini, menyerupai kontes tahun 2020. Perhatian politik telah terpusat pada isu imigrasi menjelang pemilihan umum mendatang.

Gubernur Texas Greg Abbott yang merupakan anggota Partai Republik mengalami pertentangan dari Biden terkait strategi agresif negara bagian tersebut dalam menghalangi para penyeberang. Diantara strategi tersebut adalah penjagaan ketat, kawat berduri, dan penghalang pelampung di Rio Grande.

Walaupun demonstrasi pada hari Sabtu berlangsung dengan aman, FBI mengkonfirmasi adanya ancaman terhadap pusat pemrosesan migran di Eagle Pass. Ancaman tersebut mendorong para pejabat perbatasan AS untuk melakukan evakuasi dalam beberapa hari terakhir. Terletak 20 mil (32 km) di selatan lokasi unjuk rasa pada hari Sabtu lalu, Eagle Pass telah menjadi pusat perhatian nasional dalam beberapa bulan terakhir.

Pada Sabtu sore, Biden membahas tantangan perbatasan dengan Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador. Menurut pernyataan dari Gedung Putih, Biden berkomitmen untuk melanjutkan "upaya bersama dalam melawan organisasi kriminal transnasional yang terlibat dalam perdagangan gelap narkoba, senjata, dan manusia."

Jumlah imigran yang ditangkap ketika mencoba melewati perbatasan AS-Meksiko telah mencapai rekor tertinggi sejak Biden menjabat pada tahun 2021. Meskipun penangkapan imigran mengalami lonjakan pada bulan Desember, jumlah tersebut mengalami penurunan tajam dalam sebulan terakhir.

Statistik internal CBP yang diperiksa oleh Reuters menunjukkan 216 penangkapan migran pada hari Selasa di seluruh Sektor Del Rio, yang mencakup area Rio Grande sepanjang 245 mil (400 km) dan termasuk Eagle Pass. Pada pertengahan Desember, jumlahnya bahkan mencapai 4.000 per hari, menurut data internal.

Meskipun demikian, pejabat AS telah memperingatkan bahwa penurunan ini mungkin bersifat musiman. Sementara itu, pemerintah Meksiko juga telah meningkatkan penegakan hukum sebagai upaya penekanan migrasi ilegal tersebut (*)

Sumber: Reuters/Penerjemah: Aria (mk)|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.