
KRANJ (Lenteratoday) -China ikut berpartisipasi dalam upaya global untuk mempromosikan etika dan tata kelola kecerdasan buatan (AI). Perwakilan China meyampaikan dalam Forum Global Kedua tentang Etika AI Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Senin (05/2/2024).
Wakil Menteri Pendidikan China Wang Jiayi berharap langkah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh umat manusia. Acara selama dua hari yang disponsori oleh Organisasi Pendidikan PBB, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) di kota Slovenia, Kranj.
Wang mengatakan rencana tata kelola AI yang diusulkan oleh berbagai negara mencerminkan pengalaman mereka. Rencana tersebut dapat menjadi dasar untuk mengumpulkan konsensus global serta merumuskan rencana tata kelola global secara bersama-sama.
China juga bersedia mendengarkan semua pihak, melakukan komunikasi, pertukaran, dan kerja sama pragmatis tentang AI global. Bersama-sama mereka membangun mekanisme tata kelola yang terbuka, adil, dan efektif, serta mempromosikan AI agar bermanfaat bagi seluruh umat manusia, ungkap Wang.
Forum dengan tema "Mengubah Pandangan Tata Kelola AI" berhasil mengumpulkan lebih dari 600 perwakilan. Diantaranya, perwakilan pemerintah, organisasi internasional, lembaga akademik dan penelitian, LSM, dan bisnis dari 67 negara.
Gabriela Ramos, wakil direktur jenderal UNESCO bidang ilmu sosial dan manusia, menyatakan kepada Xinhua bahwa China telah merumuskan serangkaian langkah dan undang-undang untuk mengatur AI. Selain itu, China juga aktif berpartisipasi dalam upaya internasional yang bertujuan mengatasi dampak negatif teknologi AI. Fokusnya adalah memberikan hasil yang lebih baik bagi masyarakat.
Dalam pidato pembukaannya, Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam konteks baru perubahan iklim dan revolusi digital.
"Pertanyaan bagi kita semua adalah apakah kita akan menjadi peserta aktif atau hanya pengamat dari revolusi ini dan bagaimana kita akan mengarahkannya untuk mendapatkan manfaat bagi kita semua," katanya yang dikutip dari Xinhua (06/02/2024)
Menteri Transformasi Digital Slovenia, Emilija Stojmenova Duh, yakin peserta memiliki kemampuan dan motivasi untuk mengembangkan AI supaya bermanfaat bagi masyarakat. Dia percaya pada potensi mereka untuk memanfaatkan pengetahuan dan tanggung jawab dalam menciptakan teknologi yang berdaya guna.
Sebagai bagian dari forum, UNESCO membuka observatorium global untuk etika AI bekerja sama dengan Institut Alan Turing dan International Telecommunication Union. Observatorium ini akan memiliki akses ke laporan tentang kesiapan untuk AI dan analisis praktik terbaik sambil menjadi pusat pengetahuan tentang etika dan tata kelola AI.
Forum berlanjut pada hari Selasa (06/02/2024) dengan diskusi tentang praktik terbaik, blok bangunan untuk tata kelola AI yang efektif serta integrasi AI etis dalam bisnis.
Sumber: Xinhua/Penerjemah: Yuda(mk)|Editor: Arifin BH