20 April 2025

Get In Touch

Atasi Kendala Produksi Garam, Dosen UB Luncurkan 'Greenhouse Salt Tunnel'

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya (UB), Andi Kurniawan S.Pi., M.Eng.D.Sc, menciptakan terobosan baru dalam industri garam dengan memperkenalkan
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya (UB), Andi Kurniawan S.Pi., M.Eng.D.Sc, menciptakan terobosan baru dalam industri garam dengan memperkenalkan "Greenhouse Salt Tunnel." (Dok. Humas UB).

MALANG (Lentetatoday) - Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya (UB), Andi Kurniawan S.Pi., M.Eng.D.Sc, menciptakan terobosan baru dalam industri garam dengan memperkenalkan "Greenhouse Salt Tunnel."

Dengan menggunakan metode Continuously Dynamic Mixing, inovasi ini dirancang untuk mengatasi kendala produksi garam yang tergantung pada faktor cuaca, seperti terhenti pada musim hujan akibat rendahnya intensitas sinar matahari.

Menjadi opsi untuk menggantikan metode konvensional, Andi mengatakan, inovasi ini menggunakan rangka galvalum yang tahan lama dan dapat dibongkar pasang. Dengan desain presisi, menurutnya tunnel galvalum tidak hanya meningkatkan masa pakai. Tetapi juga memungkinkan kemudahan pengangkutan dari satu tempat ke tempat lain.

"Dalam perkembangannya, teknologi produksi garam untuk mengatasi permasalahan cuaca telah berkembang dengan menggunakan rumah kristalisasi garam tunnel bambu. Namun penggunaan material bambu untuk kontruksi rangka tunnel garam mempunyai beberapa kendala seperti umur bambu yang terbatas dan kurang tahan lama,” ujar Andi, Rabu (7/2/2024).

Lebih lanjut, pria yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Internasionalisasi ini menegaskan, melalui teknologi Continuously Dynamic Mixing, hal ini dapat mengoptimalkan proses pengolahan garam tanpa terlalu tergantung pada faktor cuaca.

Masih menurut Andi, metode inovatif ini dikatakannya sedang dalam proses pendaftaran paten dengan nomor S00202210897, menawarkan pendekatan baru dalam pengolahan garam dengan prinsip-prinsip kontinyu dan dinamis. Menurutnya, inovasi ini juga memungkinkan produksi garam berkualitas tinggi (K1 - NaCl 95%) yang sesuai dengan standar industri.

"Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia telah menghilirisasi inovasi ini melalui Koperasi Pantai Cioleng Bahari dan Kugar Putera Pansela Cidahon di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang telah sukses melakukan panen perdana garam berkualitas melalui metode Continuously Dynamic Mixing," tukasnya. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.