
MALANG (Lenteratoday) - Kelenteng Eng An Kiong di Kota Malang menjadi saksi perayaan Tahun Baru Imlek yang meriah dan penuh makna di tahun 2024 ini. Humas kelenteng, Luluk Indraningsih, menggambarkan berbagai kegiatan dan tradisi yang dilakukan dalam memeriahkan perayaan di tahun ini.
Menurut Luluk, rangkaian kegiatan sembahyangan telah dilakukan mulai tanggal 3 Februari lalu. Saat itu, menurutnya umat melakukan tradisi sembahyang Song Sen, yakni dimaknai sebagai proses menghantar Shen Ming atau Para Dewa menghadap pada Dien Kung atau Yang Maha Kuasa. Sedangkan saat ini, menurutnya para umat berkesempatan untuk melakukan sembahyangan dengan makna menyambut Chao Kun Kong atau Shen Ming untuk turun kembali ke bumi.
"Jadi sama seperti tanggal 3 kemarin, hari ini kita juga ada sembahyang, dengan umat yang keliling ke semua altar. Setelah itu, perayaan dilanjutkan dengan King Thi Kong atau sembahyang kepada Tuhan Allah. Minggu berikutnya, umat akan merayakan Cap Go Meh, begitu rangkaiannya," ujar Luluk, ditemui di Kelenteng Eng An Kiong Kota Malang, Sabtu (10/2/2023).
Dalam pantauan di lapangan, pada perayaan yang disebut dengan Guo Nian ini, nampak lilin-lilin raksasa berukuran mulai dari 1-3 meter, yang dinyalakan di masing-masin altar. Menurut Luluk, lilin-lilin tersebut merupakan milik masing-masing umat. Yang bermakna untuk berbagi kebaikan dengan diri sendiri dan keluarga selama setahun kemarin. Lilin tersebut juga menjadi simbolis untuk menandai kesuksesan dan sebagai bentuk janji telah dipenuhi.
"Nah bentuk berujarnya itu ditandai dengan menyumbangkan lilin tersebut untuk diri sendiri. Jadi lilin itu simbolis untuk berbagi ke diri sendiri dan keluarga sendiri selama setahun kemarin," tambahnya.
Lebih lanjut, Luluk memperkirakan sekitar 200 orang umat akan hadir dalam perayaan ini. Menurutnya, hal tersebut mengalami peningkatan dari prosesi sembahyang Song Sen yang dilakukan pada tanggal 3 Februari lalu.
Antusiasme umat ini, menurutnya juga didukung dengan status Kelenteng yang merupakan tempat ibadah Tridharma, yakni tempat ibadah yang mewakili tiga agama atau kepercayaan utama yang dianut oleh masyarakat Tionghoa, yaitu Taoisme, Konghucu, dan Buddha. "Mungkin ini lebih banyak, kan ini juga Kelenteng Tridharma, jadi banyak mereka (umat) datang untuk sembahyang dan minta keselamatan, rukun sekeluarga," serunya.
Luluk berharap, perayaan Tahun Baru Imlek di tahun ini dapat membawa makna dan harapan untuk kebaikan bagi seluruh umat. Dalam kesempatannya, Luluk juga mengimbau umat untuk lebih mawas diri, menjaga diri, terutama di tengah situasi politik yang membutuhkan ketenangan.
"Ya, harapannya semua orang membutuhkan yang baik-baik saja. Kita ya mawas diri, menjaga diri apalagi masa politik ini kita harus tenang. Harapannya supaya negara ini damai, aman, tentram siapapun yang terpilih menjadi pemimpin nanti, harus kita mensyukuri saja asalkan bisa menjaga nama baik Indonesia," tukasnya.
Reporter: Santi Wahyu/Editor:widyawati