
BATU (Lenteratoday) - Sekretaris Daerah Kota Batu, Zadim Efisiensi, mengungkapkan beberapa strategi Pemerintah Kota (Pemkot) Batu dalam mengendalikan tingkat inflasi. Mulai dari fokus pada optimalisasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Batu, pemberian bantuan sosial, hingga melakukan gerakan tanam cabai di beberapa kecamatan Kota Batu.
Zadim mengatakan, sinergi antara TPID Kota Batu dengan stakeholder terkait menjadi kunci utama, terlebih dalam menjaga stabilitas harga bahan pangan yang menjadi kebutuhan masyarakat. "Karena kemarin juga sudah sepakat untuk mendiseminasikan upaya TPID itu dalam mengendalikan tingkat inflasi Kota Batu sepanjang tahun 2024. Jadi harapannya sinergi TPID Kota Batu serta stakeholder terkait itu harus semakin menguat," ujar Zadim, saat dikonfirmasi awak media, Kamis (22/2/2024).
Zadim menambahkan, meskipun Indeks Perkembangan Harga (IPH) Kota Batu menunjukan adanya deflasi yakni sebesar -1,962 persen pada minggu ke III bulan Februari. Namun berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan tingkat inflasi yang masih memerlukan perhatian serius. Di mana menurutnya, komoditi pangan seperti beras, cabai rawit, dan bawang merah menjadi komoditas dengan andil terbesar dalam hal ini.
Dalam konteks ini, menurutnya deflasi memang dapat dapat memberikan keuntungan singkat, seperti peningkatan daya beli masyarakat karena harga barang yang cenderung turun. Namun, hal ini juga dapat membawa dampak negatif. Yakni menyebabkan penurunan pendapatan, penundaan pembelian oleh konsumen, dan meningkatkan beban utang.
"Oleh karena itu, Pemkot Batu telah menyiapkan langkah-langkah konkret untuk mengendalikan inflasi, termasuk alokasi anggaran untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT), bantuan sosial sektor transportasi, operasi pasar, bantuan benih dan bibit, penanaman cabai serentak, dan cadangan pangan beras. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mengurangi dampak inflasi, meningkatkan daya beli masyarakat, dan menjaga stabilitas perekonomian," jelasnya.
Lebih lanjut, Zadim juga menyampaikan adanya program unggulan TPID Tahun 2024 yang menitikberatkan pada kolaborasi antara Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) serta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispangtan) Kota Batu. Ditegaskannya, kolaborasi ini bertujuan untuk terus memantau dan menjaga stabilisasi pasokan serta harga bahan pokok di Kota Apel ini.
"Nah langlah-langkah itu tadi diharapkan dapat mengurangi dampak inflasi, serta meningkatkan daya beli masyarakat, dan menjaga stabilitas perekonomian," serunya.
Tak berhenti di situ, langkah konkret menurutnya juga telah diambil oleh Pemkot Batu, yakni dengan menyepakati program gerakan tanam cabai di tiga Kecamatan, bekerja sama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT). Hal ini menurutnya, dilakukan untuk mengatasi kontribusi tanaman cabai terhadap kenaikan tingkat inflasi dengan pendekatan komprehensif dari hulu hingga hilir, melibatkan sinergitas dari stakeholders terkait.
"Itulah perlunya kita selalu melakukan High Level Meeting (HLM). Di 2024 ini sudah kita lakukan HLM kemarin itu. Jadi merupakan wujud keseriusan kita dalam mendukung kebijakan pemerintah pusat dan mengambil langkah-langkah strategis di tingkat lokal," tukasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data harga bahan pokok di Pasar Induk Among Tani Kota Batu per Kamis (22/2/2024) yang dihimpun dari laman Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur. Menunjukkan adanya kenaikan harga khususnya pada komoditi cabe, yakni cabe merah keriting naik sebesar 17,07 persen atau seharga Rp 72 ribu dari sebelumnya seharga Rp 61.500 per kilogramnya. Kemudian cabe merah besar naik seharga Rp 82 ribu dari sebelumnya berada di angka Rp 72.500, sedangkan cabe rawit merah naik menjadi Rp 73 ribu dari Rp 67 ribu. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi