19 April 2025

Get In Touch

Musrenbang Tematik Anak, Pemkot Kediri Jaring Aspirasi Kesehatan hingga Perlindungan Khusus

Suasana Musrenbang tematik anak yang diadakan Bappeda Kota Kediri.
Suasana Musrenbang tematik anak yang diadakan Bappeda Kota Kediri.

KEDIRI (Lenteratoday)- Mengusung tema 'Anak Bersuara, Anak Berkontribusi, Menuju Kota Kediri Layak Anak', Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan)  tematik digelar di Kota Kediri. Pemkot berupaya menjaring aspirasi terkait kesehatan dasar, pendidikan hingga perlindungan khusus.

“Jadi nanti apa yang diinginkan dan apa yang diharapkan anak-anak dapat dirumuskan dalam suatu kegiatan sehingga kegiatan tersebut bisa tepat sasaran dan sesuai kebutuhan mereka butuhkan” jelasnya Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Kediri, Chevy Ning Suyudi melalui Sekretaris Bappeda Herry Krismono dalam keterangannya, Jumat (23/2/2024).

Diketahui Musrenbang tersebut dilaksanakan, Kamis (22/2/24) sore. Musrenbang tematik anak tersebut dilaksanakan setelah Musrenbang tingkat kecamatan selesai.

Ditambahkan, Musrenbang bukanlah musyawarah biasa, namun sebuah proses menghimpun usulan dan aspirasi yang akan dijadikan dasar menyusun RKPD Kota Kediri 2025.

Saat membuka kegiatan, Herry juga memaparkan usulan yang diterima akan disampaikan kepada dinas-dinas terkait sesuai kewenangan mereka. Dengan harapan dinas-dinas tersebut mengetahui kebutuhan dari masyarakat, khususnya anak.

“Misalkan di depan sekolah belum ada zebra cross, nanti kami usulkan ke Dinas Perhubungan Kota Kediri, jadi tolong nanti usulan yang disampaikan bukan karena keinginan pribadi namun karena kebutuhan adik – adik sekalian,” terangnya.

Selain itu, Herry menyebutkan besaran skor Kota Layak Anak (KLA) Kota Kediri pada 2023 mencapai 600,38. Angka tersebut termasuk dalam skor rata – rata, “Oleh karena itu saya mengharapkan peran aktif adik-adik agar skor KLA Kota Kediri mengalami peningkatan signifikan, sehingga Kota Kediri menjadi kota layak anak,” ujarnya.

"Kota layak anak bukan berarti yang banyak taman bermain, namun suatu daerah bisa disebut kota layak anak adalah ketika ada sistem pembangunan yang menjamin pemenuhan hak-hak anak dan perlindungan khusus anak yang dilakukan terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan,” pungkas Herry.

Sebelum mengakhiri sambutan, Herry juga berpesan apa yang di usulkan harus sesuai dengan 5 klaster kamus usulan musrenbang tematik anak.

Diketahui klaster 1 meliputi hak sipil kebebasan. Klaster 2 soal lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif. Klaster 3 terkait kesehatan dasar dan kesejahteraan. Klaster 4 mengenai pendidikan, pemanfaatan waktu luang, dan kegiatan budaya. Dan klaster 5, perlindungan khusus.

Sementara Yogi salah satu peserta perwakilan dari forum anak Kelurahan Lirboyo sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Dua bangga bisa menjadi bagian dari perencanaan pembangunan Kota Kediri 2025.

Dia juga berharap aspirasi dan usulan yang sudah disampaikan tidak hanya tertulis namun juga direalisasikan menjadi sebuah program. “Acara bagus, terimakasih telah memberikan kami wadah, jadi bisa ikut terlibat perencanaan pembangunan Kota Kediri ke depan,” ungkapnya.

Musrenbang tematik anak kali ini dihadiri dari berbagai unsur, mulai dari forum anak tingkat kelurahan hingga kota, anak dengan disabilitas, anak pondok pesantren, anak penganut agama non muslim, anak panti asuhan, aktivis organisasi sekolah, dan fasilitator forum anak Kota Kediri dan OPD terkait.

Reporter: Gatot Sunarko,rls/Editor: widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.