
NEW YORK (Lenteratoday) – Presiden AS, Joe Biden, mengungkapkan bahwa Israel telah menyetujui untuk tidak melancarkan operasi militer selama bulan Ramadan di Jalur Gaza. Biden menyatakan bahwa agresi militer Israel tersebut meningkatkan risiko kehilangan dukungan internasional karena tingginya jumlah warga Palestina yang telah tewas dalam konflik tersebut.
Dikutip dari Reuters, Selasa (27/02/2024), dalam penampilannya di acara "Late Night with Seth Meyers" di NBC, Biden mengungkapkan bahwa Israel telah berkomitmen untuk memfasilitasi pengungsian warga Palestina dari Rafah. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi dari serangan kekuatan penuh Israel ke daerah tersebut. Menurut Israel, Rafah adalah tempat berlindung terakhir militan Hamas.
Biden, dalam pernyataannya yang direkam pada hari Senin (26/02/2024) dan disiarkan pada hari Selasa, menyatakan bahwa pada dasarnya terdapat kesepakatan untuk gencatan senjata antara kedua belah pihak selama pembebasan para sandera tercapai.
"Ramadan akan segera tiba, dan sudah ada kesepakatan dari pihak Israel bahwa mereka juga tidak akan melakukan kegiatan (militer) selama Ramadan, untuk memberi kami waktu untuk membebaskan semua sandera," katanya.
Bulan suci Ramadan pada tahun 2024 diperkirakan akan dimulai pada malam hari tanggal 10 Maret 2024, dan berakhir pada malam hari tanggal 9 April 2024.
Biden menyatakan bahwa pencapaian gencatan senjata sementara akan memperbaiki hubungan dengan negara-negara tetangga Israel dan memulai langkah-langkah menuju kemerdekaan Palestina sebagai negara yang berdaulat.
Menyusul kematian 1.200 orang dan penangkapan 253 sandera oleh serangan Hamas pada 7 Oktober, Israel memulai serangan darat ke Gaza. Hingga bulan Februari, serangan tersebut menyebabkan hampir 30.000 kematian warga Gaza, menurut otoritas kesehatan setempat.
Biden berpendapat jika Israel terus melanjutkan serangan tersebut selama Ramadan, maka Israel berisiko kehilangan dukungan dari seluruh dunia. "Terlalu banyak orang tak berdosa yang terbunuh. Dan kini Israel telah memperlambat serangan di Rafah," ujar Biden. (*)
Sumber: Reuters
Penerjemah: Aria (mk) | Editor : Lutfiyu Handi