
NAIROBI (Lenteratoday) - Sekitar 58,1 juta orang mengalami krisis pangan akut di wilayah Tanduk Afrika Raya menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan Otoritas Antar Pemerintah sektor Pembangunan (IGAD) pada Selasa (27/2/2024).
FAO dan IGAD mencatat bahwa 30,5 juta orang berasal dari enam negara di antara delapan negara anggota IGAD. Negara-negara tersebut adalah Djibouti, Kenya, Somalia, Sudan Selatan, Sudan, dan Uganda. Sedangkan 27,6 juta orang lainnya berasal dari negara-negara seperti Burundi, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, dan Tanzania.
"Tingginya tingkat kekurangan pangan akut masih terjadi di wilayah tersebut, terutama di Tanduk Afrika setelah hujan lebat akibat El Nino dan banjir selama musim hujan Oktober-Desember 2023. Situasi ini diperparah oleh konflik berkelanjutan, pengungsian massal, dan tantangan ekonomi makro yang telah berlangsung lama," ujar kedua lembaga tersebut. yang dikutip dari Xinhua (28/2/2024)
Sebagian besar dari mereka yang mengalami kerawanan pangan (23,4 juta) berada di Republik Demokratik Kongo, diikuti oleh Sudan dengan 17,7 juta dan Sudan Selatan dengan 4 juta, menurut FAO dan IGAD.
"Krisis pangan di Sudan memburuk karena konflik bersenjata menyebar ke daerah baru, termasuk negara-negara bagian tenggara. Konflik ini mengganggu kegiatan pertanian, seperti panen musim utama dan penanaman gandum di musim dingin," ujar kedua lembaga tersebut.
Mereka mencatat bahwa di Tanduk Afrika, selain krisis pangan yang sedang berlangsung, juga terjadi berbagai wabah penyakit seperti kolera, malaria, demam berdarah, dan campak.
Uni Eropa mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka telah menyediakan dana awal sebesar 185,6 juta dolar AS untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah Tanduk Afrika.
"Orang-orang di Tanduk Afrika menghadapi kebutuhan kemanusiaan yang meningkat karena wilayah ini dilanda berbagai konflik, iklim ekstrem dan guncangan ekonomi. Sekitar 65 juta orang diperkirakan sangat membutuhkan bantuan," kata Uni Eropa dalam pernyataanya.
Tanduk Afrika diperkirakan akan mengalami hujan lebat antara bulan Maret dan Mei. Demikian perkiraan terbaru dari Pusat Prediksi Iklim IGAD, yang berarti krisis pangan mungkin akan terus berlanjut di beberapa negara karena banjir.
Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB, setidaknya 479 orang tewas dan lebih dari 5,2 juta orang terdampak oleh banjir yang disebabkan oleh El Nino antara bulan Oktober dan Desember 2023 di Kenya, Somalia, Uganda, Burundi, dan Ethiopia. (*)
Sumber: Xinhua
Penerjemah: Yuda (mk) | Editor : Lutfiyu Handi