23 April 2025

Get In Touch

Minimalisir Risiko Pohon Tumbang, DLH Kota Malang Rencanakan Inventarisir Pohon hingga Penempelan Barcode

Salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah Klojen Kota Malang. (Santi/Lenteratoday)
Salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah Klojen Kota Malang. (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang saat ini tengah merencanakan serangkaian langkah proaktif yang melibatkan inventarisasi pohon hingga penempelan barcode pada setiap pohon di Kota Malang. Langkah ini dilakukan guna meminimalisir risiko terjadinya pohon tumbang atau dahan yang patah, khusunya dalam kondisi cuaca ekstrem.

Kepala DLH Kota Malang, Noer Rahman Widjaya, mengatakan bahwa kondisi cuaca ekstrem, khususnya saat musim hujan dengan angin kencang, telah menyebabkan banyak laporan mengenai pohon tumbang dan dahan pohon yang patah, bahkan menimbulkan korban dan kerugian.

"Mudah-mudahan kita bisa melakukan inventarisasi, jadi mengelompokkan jenis-jenis pohon dan risiko pohon-pohon yang memang rawan sekali (tumbang atau patah). Apalagi ini musim hujan dan yang juga (terkadang) disertai dengan angin kencang, sehingga banyak laporan mengenai dahan yang patah yang juga menimbulkan adanya korban," ujar Rahman, saat dikonfirmasi awak media, Minggu (21/1/2024).

Dalam hal ini, Rahman berharap adanya peran aktif dari Bidang Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam menangani masalah potensi dahan patah. Dirinya juga mengungkapkan kebutuhan untuk mengklasifikasikan pohon-pohon yang dianggap tua dan lapuk, serta menerapkan manajemen risiko secara efektif.

Lebih lanjut, Rahman juga menyebutkan bahwa di tahun 2017 lalu, DLH Kota Malang telah memiliki alat untuk mendeteksi kualitas pohon. Namun, keterbatasan SDM sebagai operator alat serta banyaknya jumlah pohon di Kota Malang, menjadi kendala utama dalam pengoperasian alat tersebut. Meskipun demikian, Rahman mengaku bahwa alat tersebut saat ini masih tetap digunakan secara insidentil, sebagai alat bantu untuk memeriksa pohon yang dianggap sudah lapuk.

"Jadi diterapkan saat kita menangani pohon misalnya dengan diameter besar, seperti pohon mahoni atau trembesi, nah kita pakai alat itu. Karena kan kalau pohon itu semakin besar, maka fungsi penghijauannya juga besar, karena memang akarnya juga sudah menguat," tambahnya.

Tak hanya itu, Rahman menuturkan bahwa Kepala Bidang RTH telah membuat perencanaan untuk menempelkan barcode pada masing-masing pohon. Menurutnya, hal ini bukan hanya sebagai langkah pengelompokan pohon berdasarkan jenis dan umurnya, tetapi juga sebagai upaya untuk mengelola pohon secara lebih efisien, termasuk waktu penebangan pohon.

"Nah untuk mengurangi risiko-risiko yang dulu dianggap bahwasannya ranting pohon bisa dijual dan sebagainya, itu sudah kita buatkan suatu langkah-langkah baru. Bahwasannya ini semua harus kita lelangkan setelah dilakukan penebangan. Itu juga supaya bisa masuk ke pendapatan, karena kan ini aset juga. Jadi ya kita kembalikan lagi aset itu untuk dilelangkan dan bisa masuk ke pendapatan lain-lain dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) kita," urainya.

Di akhir, Rahman juga menekankan bahwa DLH Kota Malang tidak hanya fokus pada aspek keamanan, tetapi juga memfokuskan pada nilai-nilai konservasi lingkungan dan penghijauan kota.

"Di sisi lain, kita juga punya program konservasi lingkungan yang juga tidak segampang itu kita memotong pohon dengan seenaknya. Yang kedua juga sebagai penghijauan, estetika, juga sebagai peneduh. Maka alat tersebut sebagai pembantu kita untuk mengidentifikasi apabila pohon itu dianggap sudah tidak layak dan bisa dipotong," tukas Rahman. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.