19 April 2025

Get In Touch

Peternak Ayam Petelur di Kota Malang Resah, Harga Pakan Naik

Peternak ayam petelur di Kota Malang, Muhammad Yasin (42). (Santi/Lenteratoday)
Peternak ayam petelur di Kota Malang, Muhammad Yasin (42). (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) - Kenaikan harga pakan meresahkan peternak ayam petelur di Kota Malang, salah satunya Muhammad Yasin (42) dari Kecamatan Kedungkandang. Untuk mengurangi kerugian akibat mahalnya biaya pakan, Yasin mengaku terpaksa melakukan afkir dini pada sebagian ayamnya.

Sebelumnya, Yasin mengatakan, saat ini harga jagung pipil kering untuk pakan ayam berada di kisaran Rp 8.000, naik Rp 1.300 dari harga Rp 6.700 per kilogramnya. Untuk menyiasati lonjakan harga pakan ini, Yasin mengaku tidak lagi menambahkan konsentrat pada pakan ternaknya, namun diganti menggunakan campuran bungkil kacang kedelai (bkk) dan bonmil yang diolah sendiri.

"Di sini ada 9000 ekor ayam petelur, dalam sehari kita dapat kurang lebih 450 Kg telur. Harga telur per hari ini, harga kandang ya, bukan harga pasar, itu Rp 27.500 per kilo, mulai naik semingguan ini. Kalau normalnya ya di kisaran Rp 23.000, tapi karena pakan mahal akhirnya otomatis juga ikut mahal (harga telur)," ujar Yasin, saat dikonfirmasi awak media, Kamis (29/2/2024).

Lebih lanjut, Yasin mengungkapkan, dengan kondisi harga pakan yang masih melambung ini, mengharuskan dirinya untuk melakukan afkir dini. Dengan mengurangi jumlah indukan ayam petelur sebelum masuk usia normalnya, lalu menjualnya.

"Kemarin sempat banyak afkir dini, panen sebelum waktunya, kemudian dijual ayamnya. Karena untuk kasih makan tok, kan rugi. Akhirnya diafkir dini. Imbasnya sekarang jumlah telur berkurang. Permintaan banyak, otomatis (harga) naik dengan sendirinya," jelas Yasin.

Dalam konteks ini, Yasin menyebutkan, afkir dini dilakukan pada ayam yang masih berusia di bawah 80 minggu. Padahal umumnya peternak mempertahankan ayam untuk dapat memproduksi telur hingga usia 90-100 minggu. "Kalu kita mau bertahan, ya harus dengan kondisi seperti itu, jadi untuk menyiasati dan mengurangi kerugian kita, ya itu tadi. Harus mengeluarkan (ayam) yang kurang produktif, kita afkir atau jual," tambahnya.

Di tengah kenaikan harga pakan, Yasin menyebut dirinya juga menghadapi tantangan lain selama musim penghujan ini. Menurut Yasin, musim hujan meningkatkan risiko ayam ternaknya terkena penyakit, khususnya penyakit pernafasan dan pencernaan. Dampak dari kondisi ini menurutnya juga berpengaruh pada produksi telur yang dapat turun hingga kisaran 5 persen.

"Ya, risikonya lebih banyak dibanding musim panas. Pengaruh ke produksi, bisa turun kisaran 5 persen. Kalau kematian gak banyak, kita itungannya ayam melahirkan 2 tahun, mungkin 10 persen," tukasnya.

Sebagai informasi, dihimpun dari laman website Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur, per Kamis (29/2/2024) harga telur ayam di Kota Malang nampak masih tinggi yakni berada di kisaran Rp 28.500 per kilogram. Kondisi harga yang masih tinggi juga dialami oleh komoditi jagung pipilan kering, yakni Rp 9.250 per kilogramnya.

Sedangkan berdasarkan Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga telur mencapai Rp 31.120 per kilogram, sementara untuk harga jagung berada di kisaran Rp 8.960 per kilogram.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.