16 April 2025

Get In Touch

Jusuf Kalla: Oposisi bagi Parpol adalah Kecelakaan, Banyak yang Pragmatis

Muhammad Jusuf Kalla (kiri) bersama istri Mufidah Jusuf Kalla (kanan) menunjukkan jarinya yang sudah dicelup tinta usai menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024 di TPS 03 Kelurahan Pulo, Kebayoran Baru, Jakarta (Ant)
Muhammad Jusuf Kalla (kiri) bersama istri Mufidah Jusuf Kalla (kanan) menunjukkan jarinya yang sudah dicelup tinta usai menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024 di TPS 03 Kelurahan Pulo, Kebayoran Baru, Jakarta (Ant)

JAKARTA (Lenteratoday) -Wakil Presiden Ke-10 dan 12 Republik Indonesia Jusuf Kalla menyebutkan, tak ada partai politik yang didirikan untuk menjadi oposisi.

Sebab itu, kemungkinan banyak partai setelah pemilihan umum (pemilu) akan berpikir pragmatis untuk keuntungan mereka dan akan bergabung menjadi koalisi.

"Sekali lagi tidak ada partai yang didirikan atau mau jadi oposisi, oposisi bagi partai adalah kecelakaan jadi karena itu banyak pragmatis," katanya dalam acara diskusi di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis (7/3/2024).

Jusuf Kalla memberikan contoh partai Golkar. Partai tempatnya bernaung, menurut Kalla, adalah partai pragmatis.

Pada pemilu 2004 lalu, Kalla yang menjadi calon wakil presiden (cawapres) berpasangan dengan calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak didukung Partai Golkar.

"Banyak partai yang pragmatis termasuk partai saya Golkar dulu kalah pemilu 2004 tapi saya menjadi (wakil) presiden bukan didukung Golkar saya jalan sendiri nah, tapi begitu menang kita, bergabung Golkar itu, itu biasa (terjadi dalam) politik itu," kata Kalla.

Namun bukan berarti seluruh partai harus beroposisi, dia menyebut harus ada penyeimbang agar negara ini bisa berjalan dengan baik.

Kalla berharap agar partai politik saat ini bisa bertahan dalam posisi penyeimbang pemerintah agar demokrasi bisa berjalan dengan baik di Indonesia.

"Sering orang bertanya kita bagaimana menjalin demorkasi (partai politik) yang tepat, ya demorkasi jangan mencotoh yang sekarang ini, tapi demokrasi yang punya makna, demokrasi yang punya cara yang baik untuk bangsa ini," ujar Kalla, mengutip Kompas (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.