10 April 2025

Get In Touch

Pembukaan Sektor Pariwisata di Tengah Pandemi Dinilai Tidak Efektif

Iliustrasi Ekowisata Indonesia (Ant)
Iliustrasi Ekowisata Indonesia (Ant)

DirekturRumah Reformasi Kebijakan Riant Nugroho menyebut pembukaan kembali sektorpariwisata dan penerapan digital tourism tidak efektif untukmeningkatkan ekonomi dalam negeri di tengah pandemi Covid-19.

Riantberalasan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tidak memiliki rumuspariwisata baru di tengah pandemi Covid-19 yang bertumpu pada protokolkesehatan. Menurut Riant, protokol kesehatan di tengah pandemi bertentangandengan rumusan industri pariwisata yang mensyaratkan mobilitas wisatawan.

“Pariwisisatadalam new normal bakal tidak menyenangkan bagi konsumen danprodusen pariwisata. Mana menyenangkan kita pakai masker lalu foto-foto dantidak terlihat mulut kita jika senyum atau tidak,” kata Riant saat memberiketerangan dalam Webinar Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman danInvestasi, Jumat (26/6/2020).

Selainitu, Riant mengatakan protokol jaga jarak di dalam pesawat dan juga harga yanglebih mahal bakal menyulitkan wisatawan. “Digital tourism tidak adaduitnya, uang rakyat ikut defisit, kita berpikir apakah rakyat ingin pariwisataketika mereka tidak ada duitnya,” kata dia.

Sepertidiketahui, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memberi izin kepadasektor pariwisata alam untuk dibuka kembali secara bertahap di tengah upayaadaptasi kebiasaan baru akibat pandemi Covid-19.

KepalaGugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menegaskan izintersebut hanya diberikan kepada kawasan pariwisata alam yang berada di 270kabupaten atau kota yang berada di zona hijau dan kuning.

“Kawasan-kawasanpariwisata alam yang direncanakan akan dibuka secara bertahap untuk melakukanaktivitas berbasis ekosistem dan konservasi dengan tingkat resiko Covid-19 yangpaling ringan,” kata Doni saat memberi keterangan di BNPN, Senin (22/6/2020).

Kawasanpariwisata alam itu, menurut Doni, meliputi wisata bahari, konservasi perairan,wisata petualangan, taman nasional, taman wisata alam, taman hutan raya, suakamarga satwa, dan geopark.

Pariwisataalam nonkawasan konservasi terdiri dari kebun raya, kebun binatang, tamansafari, desa wisata, dan kawasan wisata alam yang dikelola oleh masyarakat.

“Kawasanpariwisata alam tersebut dapat dibuka secara bertahap sampai dengan batasanpengunjung maksimal 50 persen dari kapasitas normal,” kata dia (Ist/abh).

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.