
MALANG (Lenteratoday) - Sebuah inovasi telah diciptakan oleh Prof. Dr. Dra. Herawati, M.P., seorang Profesor pertama dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Brawijaya (UB). Dalam penelitiannya berjudul "Jakute Sebagai Additive Pakan Pengganti Antibiotic Growth Promoter dengan Docking Molekuler untuk Meningkatkan Kesehatan Unggas," Prof. Herawati memperkenalkan solusi inovatif untuk menggantikan penggunaan antibiotik pada unggas.
Sebelumnya, Prof. Hera mengatakan, Antibiotic Growth Promoter (AGP) telah lama digunakan sebagai tambahan pakan unggas untuk meningkatkan efisiensi pakan dan menekan mortalitas. Namun, penggunaan AGP dalam jangka waktu yang lama, menurutnya telah menyebabkan resistensi bakteri yang patogen bagi unggas.
Sehingga dalam menghadapi tantangan ini, Prof. Hera mengembangkan serbuk Jakute, sebuah kombinasi dari jahe merah, kunyit, dan temulawak, yang bertujuan untuk meningkatkan imunitas dan produktivitas unggas, tanpa menggunakan antibiotik.
"Kombinasi serbuk Jakute yang dicampurkan dalam pakan unggas berperan sebagai agen imunomodulator atau agen preventif terhadap infeksi bakteri dan kandidat alternatif pengganti Antibiotic Growth Promoter (AGP)," ujar Prof. Herawati, dalam konferensi pers, Jumat (15/3/2024).
Prof. Hera menyampaikan, penelitiannya ini menggunakan metode docking molekuler, yang berhasil mengidentifikasi potensi Serbuk Jakute sebagai pengganti AGP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zat aktif yang terdapat dalam jahe merah, kunyit, dan temulawak memiliki interaksi yang menghasilkan sifat imunomodulator. Di mana senyawa ini dapat meningkatkan kesehatan unggas tanpa meninggalkan residu pada daging.
Lebih lanjut, sejak 2017 lalu, menurutnya pemerintah pusat juga telah melarang penggunaan antibiotik atau AGP untuk tambahan pakan unggas, melalui Permentan Nomor 14 Tahun 2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan. Oleh karenanya, penggunaan Jakute ini juga dapat diberikan secara preventif sebelum unggas sakit, menjadikannya sebagai langkah proaktif dalam menjaga kesehatan unggas.
"Jakute itu nanti dibuat serbuk kalau mau diberikan pada unggas. Nanti serbuk dari jahe merah, kunyit, dan temulawak ini dicampur, baru dicampurkan sebagai tambahan pakan. Jadi tidak diolah, tapi hanya dibuat serbuk," paparnya.
Menyadari potensi besar dari penemuannya, Prof. Herawati berencana untuk mematenkan Serbuk Jakute agar dapat disebarkan luas kepada peternak unggas. Dengan demikian, menurutnya Serbuk Jakute tidak hanya menjadi alternatif yang lebih aman dan efektif daripada AGP, tetapi juga membuka peluang untuk meningkatkan kesejahteraan peternak dan memperkuat industri peternakan secara keseluruhan.
"Makanya kami berani mengatakan sebagai pengganti antibiotik karena Jakute ini bisa menekan moralitas, dan menjaga kesehatan unggas, termasuk juga menambah berat badan unggas menggunakan bahan-bahan alami," pungkasnya.

Sebagai informasi, selain Prof. Herawati, Universitas Brawijaya juga akan mengukuhkan 3 profesor lainnya pada Minggu (17/03/2024) mendatang di Gedung Samantha Krida. Adapun profesor yang dikukuhkan yakni Prof. Dr. Ir. Sholeh Hadi Pramono, M.S, dari Fakultas Teknik (FT), kemudian Prof. Dr. Drs. Jati Batoro, M.Si. dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) serta Prof. Dr. Ir. Didik Hariyono, M.S. dari Fakultas Pertanian (FP). (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi