20 April 2025

Get In Touch

Meski Surplus, Pemkab Kediri Tetap Pantau Harga Cabai

Pedagang cabe di salah satu pasar tradisional di Kabupaten Kediri.
Pedagang cabe di salah satu pasar tradisional di Kabupaten Kediri.

KEDIRI (Lenteratoday) - Di tengah harga yang melonjak, justru di wilayah Kabupaten Kediri mengalami surplus cabai. Stok cabai merah sekitar 317,8 ton dan cabai rawit 5.071,2 ton. Namun surplus tersebut dialokasikan ke luar daerah, untuk memenuhi permintaan pangan daerah lain.

Sepanjang Maret 2024 stok cabai merah keriting mencapai sekitar 652 ton sedangkan kebutuhan Kabupaten Kediri berkisar 334,2 ton dan stok cabai rawit sebanyak 5.353 ton, sementara kebutuhan kurang lebih 281,8 ton.

Namun demikian, sejak memasuki Bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 2024, Pemkab Kediri intens melakukan pemantauan dinamika harga hingga memastikan keamanan tingkat ketersediaan stok bahan pokok terutama komoditas cabai.

Sebagaimana harga cabai di pasar-pasar Kabupaten Kediri, di antaranya cabai merah keriting rata-rata mencapai sekitar Rp49.500/kilogram (kg). Sedangkan harga cabai rawit rata-rata sekitar Rp37.833/kg, per Jumat (15/3/2024).

Dihubungi melalui Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim), Minggu (17/3/2024), Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Tutik Purwaningsih melalui Kepala Bidang Ketersediaan Distribusi dan Kerawanan Pangan Arbai menjelaskan, dinamika harga cabai memang masuk dalam kategori sulit untuk diprediksi dalam jangka waktu panjang.

Hal itu mengingat beberapa waktu lalu, harga cabai mengalami peningkatan signifikan yang mana disebabkan salah satunya, faktor cuaca ekstrem. Dengan cuaca yang tak menentu berpengaruh pada jumlah produktivitas panen dari petani. Sehingga jumlah ketersediaan cabai menjadi terbatas.

“Kalau masalah harga sangat situasional sekali, selisih bisa tinggi. Tapi di harga saat ini tergolong stabil. Dari segi petani dapat untung, dari segi pengusaha yang berbahan baku cabai juga masih terjangkau,” kata Arbai, saat operasi pasar murah berlangsung di Balai Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem beberapa waktu lalu

Menurut Arbai, stabilisasi harga cabai tersebut lantaran dipengaruhi ketersediaan stok cabai dalam kategori melimpah di Kabupaten Kediri. Hal itu menyusul pada Maret-April 2024 mendatang telah memasuki masa panen komoditas cabai.

“Kabupaten Kediri juga berkewajiban mengirim cabe ke daerah Jakarta seperti ke Pasar Jatinegara dan Pasar Kramat Djati. Kemudian wilayah timur, misalnya Banyuwangi dan Lumajang,” terangnya.

Terlebih, selain gencar mengadakan operasi pasar murah sebagai upaya menjaga stabilisasi harga, pemerintah daerah juga intens menjaga komunikasi dengan para petani terkait arahan pola tanam.

“Kami menyampaikan ke petani bahwa pola tanam supaya tetap berada di bawah arahan dinas terkait maupun petugas lapangan. Karena biasanya dari Kelompok Petani (Poktan) itu ada komunikasi rapat,” tutur Arbai.

Adapun, sebagai daerah penghasil komoditas cabai terbesar, wilayah Kediri yang menjadi kategori sentra petani cabai di antaranya Kecamatan Kepung, Puncu, Gurah, Ngasem, dan Plosoklaten. (*)

Reporter: Gatot Sunarko | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.