23 April 2025

Get In Touch

Ratusan Kasus LSD Serang Ternak di Kabupaten Malang, DPKH Imbau Warga Tak Panik

Pemeriksaan ternak sapi oleh tim DPKH Kabupaten Malang. (Dok. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab Malang)
Pemeriksaan ternak sapi oleh tim DPKH Kabupaten Malang. (Dok. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab Malang)

MALANG (Lenteratoday) - Ratusan kasus lumpy skin disease (LSD) tengah menimpa peternak sapi di Kabupaten Malang. Dalam situasi ini, Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Malang mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik menghadapi situasi tersebut.

Kepala DPKH, Eko Wahyu Widodo mengatakan, mengungkapkan LSD telah menyerang sekitar 400 sapi di wilayah Kabupaten Malang. Dengan kecamatan Singosari, Bantur, dan Turen menjadi yang paling terpengaruh.

"Namun, dari 400 jumlah tersebut, 200 ekor sapi telah berhasil dipulihkan dari penyakit LSD. Nah 200 lainnya saat ini masih dalam proses perawatan yang sedang berlangsung," ujar Eko, saat dikonfirmasi awak media, Senin (25/3/2024).

Eko menjelaskan, penyakit LSD yang disebabkan oleh lumpy skin disease virus ini, telah menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan peternak. Gejalanya yang mencolok, terutama dalam bentuk benjolan pada kulit sapi, telah mengakibatkan dampak ekonomi yang signifikan bagi industri peternakan di daerah tersebut.

Namun, meskipun situasi tersebut memprihatinkan, Eko mengaku DPKH Kabupaten Malang telah berusaha memberikan dukungan penuh kepada peternak dan masyarakat setempat.

"Kalau masyarakat mengenalnya istilah latto-latto, karena berbenjol di tubuh sapi. Tapi itu disemprot disinfektan juga bisa kempes, mengering. Cuman memang jelek, jadi dari segi estetikanya kurang bagus. Nah, Berbeda dengan penyakit mulut dan kuku (PMK). Kalau PMK langsung berbusa, kaki luka-luka, 1-3 hari sapi bisa mati. Jadi masyarakat tidak usah resah karena LSD ini bisa disembuhkan," jelasnya.

Lebih lanjut, Eko menegaskan pentingnya menjaga kebersihan kandang sapi dan menerapkan tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini. Menurutnya, upaya seperti vaksinasi dan penyemprotan secara rutin telah diperintahkan kepada dokter hewan yang bertugas di masing-masing wilayah Kabupaten Malang, sebagai bagian dari strategi pencegahan yang komprehensif.

Dalam menghadapi situasi ini, DPKH Kabupaten Malang tidak hanya berfokus pada penanganan kasus-kasus penyakit, tetapi juga pada pendidikan dan kesadaran masyarakat. Eko melanjutkan, edukasi tentang praktik-praktik peternakan yang bersih dan aman menjadi kunci dalam mencegah penyebaran penyakit ini di masa mendatang.

"Intinya harus tetap menjaga kebersihan, karena kita pun tidak boleh mengabaikan risiko penyakit lain seperti PMK. Karena PMK pun telah muncul kembali sejak awal tahun ini. Jadi jangan sampai ini menjadi ancaman yang dapat mengganggu produktivitas dan kesejahteraan ternak," tukas Eko.

Sementara itu, salah seorang peternak di Kabupaten Malang, Ahmad (45), menyatakan kekhawatirannya terkait merebaknya kasus LSD saat ini.

"Saya sangat khawatir dengan kondisi ini. Ya, khawatirnya kan LSD bisa membuat sapi-sapi saya mengalami penurunan produksi susu dan mengganggu pertumbuhannya. Harapannya pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk menangani penyebaran penyakit ini. Agar kami (para peternak) dapat menjalankan usaha kami dengan tenang," ungkap Ahmad.

Reporter: Santi Wahyu/Editor:widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.