16 April 2025

Get In Touch

Ahmad Dhani Diprediksi Jadi Penantang Berat Eri Cahyadi di Pilwali Surabaya 

Pengamat Politik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Moh. Dey Prayogo, S.I.Kom., M.I.Kom (Dok.pribadi)
Pengamat Politik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Moh. Dey Prayogo, S.I.Kom., M.I.Kom (Dok.pribadi)

SURABAYA (Lenteratoday) - Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya segera digelar pada 27 November 2024 mendatang. Beberapa nama-nama besar kian muncul menjelang hajatan lima tahunan ini.

Seperti halnya nama baru politikus Gerindra Ahmad Dhani Prasetyo. Meski tergolong baru di ranah perpolitikan Surabaya, elektabilitas dan popularitas pentolan Dewa 19 ini cukup diperhitungkan bagi kalangan pengamat.

Hal ini memunculkan spekulasi jika Ahmad Dhani bisa jadi penantang berat incumbent Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. 

Melihat kondisi tersebut, Pengamat Politik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Moh. Dey Prayogo, S.I.Kom., M.I.Kom ikut angkat bicara. Ia menjelaskan dasar dari pencalonan adalah perolehan suara partai. 

Dalam hal ini, Gerindra memperoleh suara terbanyak setelah PDI Perjuangan (PDIP) di Surabaya. Sehingga diprediksi jika Gerindra mengusung Ahmad Dhani, yang bisa menjadi rival kuat untuk Eri Cahyadi. 

"Kalau masalah personality itu juga sangat besar, Ahmad Dhani sendiri dalam perolehan suaranya itu hampir sebagian besar dari Surabaya," jelasnya, Senin (15/4/2024).

Lebih lanjut, ia menilai jika Ahmad Dhani sangat bisa menjadi rival yang kuat untuk Eri Cahyadi yang merupakan Petahana. Menurut Dey, Eri Cahyadi masih melakukan branding dengan menganggaungkan suksesor mantan Wali Kota Surabaya periode 2010-2020 Tri Rismaharini.

"Tetapi yang menjadi masalah itu, bagaimana respons masyarakat terhadap Pak Eri Cahyadi selama 5 tahun terakhir ini," tuturnya. 

Dey mengungkapkan jika melihat dari sentimen negatif dan positif di media sosial, Eri Cahyadi sepertinya akan berbeda karena dulu sentimen negatifnya saat kepemimpinan Risma cenderung tidak nampak. 

"Di eranya Pak Eri Cahyadi ini sentimen negatif di sosial media entah ngomong Persebaya, kebijakan atau hal lain itu cenderung nampak, yang pasti brandingnya Pak Eri selama ini itu ya ngomong beliau sukses dan penerus Bu Risma," ungkapnya. 

Dey menuturkan, jika branding tersebut bisa menjadi strategi partai yang menggandeng ketokohan yang sudah terbentuk di Surabaya. "Branding dalam jangka panjang itu harus menjadi pertimbangan penting untuk mencalonkan seseorang untuk pemilihan wali kota atau gubernur," papar Dey. 

Mengenai konlik internal partai, Dey menyebut, jika hal itu berbeda karena saat Pemilu 2024, Eri Cahyadi tidak nampak dalam kampanye nasional pemenangan partai pengusung. "Kalau faktor-faktor eksternal seperti itu bisa jadi, Anaknya Bu Risma yang bakal diajukan itu juga berpotensi," tambahnya.

Sementara untuk suara Ahmad Dhani di Surabaya, Dey mengatakan jika hal itu tergantung Partai Gerindra ingin totalitas merebut Jawa Timur atau tidak, mengingat adanya suara pemenangan presiden terpilih Prabowo-Gibran. 

"Gerindra suaranya luar biasa di Jawa Timur ternyata hampir menyaingi PKB dan PDIP. Nah itu menegaskan basis kekuasaannya sangat tepat untuk memulai dari wilayah Surabaya, dan tokoh yang dimiliki Gerindra dalam hal ini memang Ahmad Dhani," tegasnya. 

Melihat elektabilitas nama Ahmad Dhani di Surabaya sudah cukup besar, misalnya head to head dengan Eri Cahyadi itu bakal menjadi pertarungan yang cukup kuat. 

"Gerindra yang mendapatkan 8 kursi di DPRD Surabaya itu bukan suara yang main-main, biasanya PDIP, Golkar atau PKB tapi ini tiba-tiba Gerindra masuk 2 besar perolehan suara partai," tukasnya.

Reporter: Amanah (mg)/Editor: widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.