16 April 2025

Get In Touch

'Duck Syndrome' Perilaku Ketika Sedang Diterpa Banyak Beban

Ilustrasi 'Duck Syndrome (Ist)
Ilustrasi 'Duck Syndrome (Ist)

Mungkin sebagian dari Anda ada yangmemiliki teman yang hidupnya terlihat sukses dan banyak didambakan banyakorang. Lulus dari universitas ternama, mendapat pekerjaan di perusahaan yangbergengsi, dan di saat yang bersamaan tetap bisa bersenang-senang di unggahansosial medianya.

Namun, siapa sangka bahwa di balik itusemua ternyata teman Anda sebenarnya sedang diterpa banyak beban? Kerapdisebut duck syndrome. Berikutpenjelasannya.

Ducksyndrome merupakanistilah yang mengacu pada sebuah perilaku di mana seseorang sebenarnya sedangdirundung banyak masalah tapi tetap tampak baik-baik saja dari luar.

Istilah ini pertama kali digunakanoleh Universitas Stanford dan agaknya telah menjadi persoalan di kalanganmahasiswanya. Sebutan duck syndrome diambil dari analogiseekor bebek yang sedang berenang.

Saat bebek berenang, orang-orang hanyamelihat bagian atas tubuhnya yang melaju dengan tenang dan perlahan. Sedikitdari mereka yang tahu bahwa ada kaki yang terus-terusan bergerak tak menentudengan susah payah di bawah air.

Mengapa bisa terjadi

Masa-masa di sekolah menengah bisamenjadi bakal munculnya duck syndrome. Bayangkan bila Andaadalah salah satu murid terbaik di sekolah. Berbagai pujian dari guru danteman-teman sudah menjadi makanan sehari-hari.

Kesuksesan tersebut pun membuat Andamerasa optimis dan semakin berambisi untuk menggapai prestasi yang lebih besarsaat masuk ke perguruan tinggi nanti. Ada juga semacam beban yang mendorongAnda untuk mempertahankan citra sebagai murid teladan.

Sayangnya, masa perkuliahan taksemudah yang Anda bayangkan. Sistem pendidikan yang jauh berbeda, materipelajaran yang lebih kompleks, serta tuntutan untuk membangun pertemanan yangluas demi masa depan nanti, semua hal itu akhirnya membuat Anda mulai merasakewalahan.

Tak ada yang mau membahas tentangbagaimana sulitnya mengerjakan suatu tugas, tak ada yang mau mengaku bahwa adayang baru saja dimarahi atasan karena alasan yang memalukan, ducksyndrome membuat mereka berlaku seakan tak pernah mengalamikegagalan.

Selain itu, faktor luar juga bisamendorong terjadinya duck syndrome. Beberapa diantaranya adalah kecenderungan orang-orang terdekat yang kerapmembangga-banggakan prestasi serta pola asuh helikopter.

Cara mengatasinya

Jika terus-terusan dibiarkan, perilakuini bisa berakibat pada kebiasaan tak sehat seperti mendorong tubuh untukterus-terusan bekerja di luar kemampuan.

Bila Anda sudah mulai merasakanpertanda seperti yang sudah dijelaskan dan mulai terasa mengganggu kehidupanAnda, hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah menjalani psikoterapi atauterapi bicara.

Pilihan lainnya adalah terapiinterpersonal, di mana Anda akan dibantu oleh terapis untuk membangun kemampuandalam mengatasi emosi serta hal-hal yang menghubunginya secara efektif.

Mengingat ducksyndrome bukanlah gangguan resmi, psikolog akan mengatasinyamelalui pendekatan yang sesuai dengan kondisi yang menyertainya sepertigangguan kecemasan atau stres kronis.

Duck syndrome rentan menyerang mereka yang sedang berada ditengah perjalanan mengejar kesuksesan. Namun sebelum hal ini terjadi, Anda bisamelakukan pencegahan dengan mengikuti pelatihan untuk manajemen stres.Manfaatkan juga layanan kesehatan mental seperti konseling yang ada di sekitarAnda.

Yang terpenting adalah tanamkan pada diri Anda bahwa hidup tak selalu berjalan sempurna. Jadikan kegagalan sebagai kesempatan untuk membentuk kemampuan yang lebih baik lagi. Niscaya, kesuksesan yang Anda raih bisa menjadi kepuasan untuk Anda. Artikel ini sudah tayang di E-Paper Lentera Today edisi hari ini (Jumat, 3/7/2020) -Ist/abh.

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.