24 April 2025

Get In Touch

Minyak Eucalyptus, Membunuh Virus Mulai Influenza Hingga Corona

Kementan akan memproduksi minyak uecalyptus yang diklaim mampu membunuh virus (Humas Kementerian Pertanian)
Kementan akan memproduksi minyak uecalyptus yang diklaim mampu membunuh virus (Humas Kementerian Pertanian)

Kementerian Pertanian resmimeluncurkan inovasi antivirus berbasis eucalyptus.Antivirus buatan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan)Kementan ini telah berhasil mendapatkan hak patennya. 

Selain mematenkan produk tersebut,Kementan juga menandatangani perjanjian Lisensi Formula Antivirus BerbasisMinyak Eucalyptus dengan PT Eagle Indo Pharma (Cap Lang). 

Kepala Badan Litbang Pertanian, FadjryDjufry mengatakan langkah ini diharapkan dapat menjadi bagian dari upayapemerintah untuk menghargai dan mendukung karya anak bangsa. 

“Para peneliti di Balitbangtan inijuga bagian dari anak bangsa, mereka berupaya keras menghasilkan sesuatu yangbermanfaat untuk bangsanya, semoga hal ini mampu menjadi penemuan baik yangberguna bagi kita semua” jelas Fadjry. 

Eucalyptus selama ini dikenal mampubekerja melegakan saluran pernapasan, kemudian menghilangkan lendir, pengusirserangga, disinfektan luka, penghilang nyeri, mengurangi mual, dan mencegahpenyakit mulut.

"Minyak eucalyptus ini sudahturun menurun digunakan orang dan sampai sekarang tidak ada masalah, sudahpuluhan tahun lalu orang mengenal eucalyptus atau minyak kayu putih, meskipunberbeda sebenarnya, tetapi masih satu famili hanya beda genus di taksonomi”paparnya.

Menurut Fadjry minyak atsirieucalyptus citridora bisa menjadi antivirus terhadap virus avian influenza (fluburung) subtipe H5N1, gammacorona virus, dan betacoronavirus. 

Penemuan tersebut disimpulkan melaluiuji molecular docking dan uji in vitro di Laboratorium Balitbangtan.

Laboratorium tempat penelitianeucalyptus telah mengantongi sertifikat level keselamatan biologi ataubiosavety level 3 (BSL 3) milik Balai Besar Penelitian Veteriner.

Virologi Kementan pun sudah melakukanpenelitan sejak 10 tahun lalu dan tak asing dalam menguji golongan virus coronaseperti influenza, beta corona dan gamma corona.

"Eucalyptus sp. yang kita ujibisa membunuh 80-100 persen virus mulai dari avian influenza hingga viruscorona. Setelah hasilnya kita lihat bagus, kita lanjutkan ke penggunaannanoteknologi agar kualitas hasil produknya lebih bagus” bebernya. 

Dalam berbagai studi dikatakan, obatini hanya cukup 5-15 menit diinhalasi akan efektif bekerja sampai ke alveolus.Artinya dengan konsentrasi 1 persen saja sudah cukup membunuh virus 80-100persen.

Bahan aktif utamanya, terdapat padacineol-1,8 yang memiliki manfaat sebagai antimikroba dan antivirus melaluimekanisme M pro. M pro adalah main protease (3CLPro) dari virus corona yangmenjadi target potensial dalam penghambatan replikasi virus corona. 

Penelitian menunjukkan Eucalyptol iniberpotensi mengikat protein Mpro sehingga menghambat replikasi virus.

Manfaat tersebut dapat terjadi karena1,8 cineol dari eucalyptus disebut eucalyptol dapat berinteraksi dengantransient receptor potential ion chanel yang terletak di saluran pernapasan.

Sebagaiinformasi, produk antivirus tersebut tersedia dalam berbagai bentuk sepertiinhaler, roll on, salep, balsem, dan diffuser.

Terkait dengan banyaknya keraguanterhadap antivirus ini, Fadjry mengatakan hingga saat ini, banyak negara yangberlomba-lomba menemukan antivirus corona, termasuk di Indonesia.

Pemerintah melalui Kementerian dan Lembaga (K/L) terus mencoba mencari cara dan menemukan obat untuk mencegah serta menangani virus corona (Covid-19) yang masih mewabah di Indonesia. Artikel ini sudah tayang di E-Paper Lentera Today edisi hari ini (Senin, 6/7/2020) -Ist/abh. 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.