
SURABAYA (Lenteratoday)- Tim Barunastra Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjadi satu-satunya delegasi yang mewakili Indonesia, dalam Kongres maritim internasional terbesar di dunia, NEVA Maritime Congress, yang digelar di Rusia, Jumat(31/5/2024).
Dalam kongres tersebut, Tim Barunastra ITS mengangkat topik inovasi Autonomous Surface Vehicle (ASV) dan perkembangannya di dunia riset Indonesia.
General Manager Barunastra ITS, I Made Vibra Dananjaya menuturkan tahun ini Barunastra ITS unjuk gigi lewat topik Advancing Autonomous Maritime Solutions: Insights from the BARUNASTRA ITS RoboBoat Team’s, ASV Development in Indonesia yang dipresentasikan secara daring.
Dalam presentasinya pemuda yang akrab disapa Vibra itu menjelaskan ASV merupakan kapal tak berawak, yang dapat beroperasi tanpa campur tangan manusia. Kapal dengan sistem otonom ini mampu menavigasi dan mengumpulkan data sensor secara mandiri.
“Salah satu kapal ASV kami adalah Nala Proteus 2.0,” ucapnya.
Selain dapat bergerak secara mandiri, sistem otonom ini juga menjadi salah satu jawaban atas gagasan blue economy yang diimpikan oleh Indonesia. Hadirnya ASV membuka peluang dunia maritim yang lebih berkelanjutan lewat beberapa komponennya yang ramah lingkungan.
Mahasiswa Departemen Teknik Kelautan ITS itu mengungkapkan penerapan ASV, kelak dapat membantu mengurangi polusi dan konsumsi bahan bakar sebuah kapal.
"Salah satu kelebihan lainnya, ialah dapat memanfaatkan energi terbarukan seperti baterai. Hal ini selaras dengan tujuan blue economy untuk mewujudkan pengelolaan dan perlindungan yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Vibra juga menjelaskan terkait komponen dan kelebihan yang dimiliki Nala Proteus 2.0, dengan kemampuan navigasi secara mandiri. Nala Proteus 2.0 mampu mengukur segi keamanan kapal, saat diuji coba melewati rintangan.
Tak hanya itu, kapal tersebut juga dilengkapi dengan intelligent visual processing yakni dua pasang kamera yang membantu kapal menangkap data visual dengan kualitas yang lebih baik.
"Nala Proteus 2.0 ini juga memiliki multi-modal perception, yakni sistem yang membuat kapal tersebut mampu menginterpretasikan data dari sensor,” beber mahasiswa angkatan 2021 tersebut.
Lebih rinci, kapal ASV dari tim yang telah berkembang selama 12 tahun tersebut juga disempurnakan lewat keandalannya pada cognition and autonomy serta localization and positioning.
“Kami pun merancang berbagai komponen pendukung lain untuk memaksimalkan keandalan Nala Proteus 2.0,” tambahnya.
Vibra menuturkan, bahwa apabila sistem ini direalisasikan, ASV memiliki banyak sekali potensi di negara dengan wilayah maritim yang mendominasi. Antara lain untuk survei hidrografi, pengawasan lingkungan laut, penelitian oseanografi, hingga patroli maritim.
"Harapannya langkah ini dapat membuka kesempatan kerja sama bagi ITS dan Rusia. Semoga hadirnya ASV dapat mengantarkan Indonesia kepada kemajuan dan menggapai cita menjadi poros maritim dunia,” tukasnya.
Diketahui, kongres bertemakan Autonomous Navigation and Marine Robotics ini menghadirkan lebih dari 1.200 peserta internasional dan pakar maritim ternama. Kegiatan yang dilakukan secara hybrid ini dihadirkan sebagai kesempatan bagi para penggiat maritim untuk mengulas berbagai persoalan di dunia maritim.
Reporter:Amanah/Editor:Ais