15 April 2025

Get In Touch

Masih Ada Jamaah Bertahan di Madinah karena Sakit

Jamaah calon haji Indonesia mengambil Miqat di Bir Ali, Madinah, untuk kemudian melaksanakan umrah wajib di Makkah, Sabtu (1/6/2024).(MCH 2024)
Jamaah calon haji Indonesia mengambil Miqat di Bir Ali, Madinah, untuk kemudian melaksanakan umrah wajib di Makkah, Sabtu (1/6/2024).(MCH 2024)

MADINAH (Lenteratoday) - Kepala PPIH Daerah Kerja Madinah Ali Machzumi mengatakan sebagian jamaah yang sakit dan membutuhkan perawatan masih bertahan di Madinah. Mereka menunggu hingga kondisinya stabil untuk diberangkatkan menuju Makkah.

"Kami sedang mendata berapa jamaah yang masih dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia dan rumah sakit di Arab Saudi," ujar Ali di Madinah, Sabtu (1/6/2024)

Sebelumnya, seluruh rombongan gelombang 1 yang tiba di Madinah telah diberangkatkan ke Makkah untuk melaksanakan umrah wajib dan persiapan menyambut puncak haji.

Rombongan gelombang terakhir jamaah calon haji yang berada di Madinah, sudah diberangkatkan menuju Makkah. Total ada 4.743 orang yang tergabung dalam 12 kloter.

"Pada hari ini 1 Juni 2024 merupakan kloter keberangkatan terakhir ada SUB 45 dan BPN 07. Pagi tadi berangkat dari hotel dari sektor 3 dan sektor 5," ujarnya.

Ali mengatakan pemberangkatan terakhir ini diikuti 12 kelompok terbang (kloter). Adapun kloter Embarkasi Balikpapan (BPN-07) dan Surabaya (SUB-45) menjadi rombongan terakhir yang meninggalkan Madinah.

Menurut Ali, ada sejumlah skema yang disiapkan agar seluruh peserta calon haji bisa diberangkatkan ke Makkah dan mengikuti seluruh rangkaian puncak haji.

Skema pertama, jamaah yang kondisinya membaik sebelum 7 Juni, atau tiga hari jelang ditutupnya gerbang masuk Kota Makkah, akan diantarkan oleh petugas KKHI ke Makkah.

"Sebelum berangkat, mereka difasilitasi untuk miqat dan berihram oleh pembimbing ibadah dari PPIH," kata dia.

Skema kedua, PPIH Arab Saudi menyiapkan pengantaran jamaah di rumah sakit yang kondisinya masih belum memungkinkan. Mereka akan diberangkatkan menggunakan ambulans khusus menuju rumah sakit di Makkah.

Sedangkan untuk pelaksanaan ibadah di masa puncak haji, jamaah yang dirawat di RS akan dilihat terlebih dulu kondisinya. Jika tidak memungkinkan, mereka akan diikutkan safari wukuf yang difasilitasi petugas haji.

"Sebaliknya, jika sembuh, mereka bisa bergabung dengan rombongan," kata Ali.

Sumber:antara/Editor:widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.