20 April 2025

Get In Touch

Covid-19 di Singapura Melonjak, Epidemiog Unair: Masyarakat Perlu Waspada

Dosen Epidemiologi FKM UNAIR, Kurnia Dwi Artanti dr MKes (Dok. Pribadi)
Dosen Epidemiologi FKM UNAIR, Kurnia Dwi Artanti dr MKes (Dok. Pribadi)

SURABAYA (Lenteratoday)- Baru-baru ini, kasus lonjakan Covid-19 kembali terjadi di Singapura. Menurut data Kementerian Kesehatan Singapura, tercatat jumlah kasus Covid-19 mencapai 25.900 sepanjang awal hingga pertengahan Mei 2024. 

Salah satu penyebab lonjakan kasus ini adalah munculnya varian baru dari Covid-19, seperti JN.1 dan KP.1/KP.2 turunan dari BA.2.86. Varian ini lebih mudah menular, namun tidak menunjukkan tingkat keparahan yang lebih tinggi. 

Menanggapi hal itu, Dosen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) Kurnia Dwi Artanti dr MKes mengatakan, bahwa mobilitas penduduk dan aktivitas masyarakat yang tinggi dapat meningkatkan risiko penularan Covid-19.

Ilustrasi virus Covid-19 (Pixabay)

“Ketika mobilitas dan aktivitas masyarakat tinggi, maka interaksi dan kontak antarindividu pun meningkat. Sehingga peluang penyebaran droplet yang terkontaminasi virus Covid-19 pun semakin besar,” ucapnya, Senin (3/6/2024).

Sebagai negara yang memiliki kedekatan geografis dengan Singapura, tentu Indonesia perlu tetap waspada. Terlebih lagi, interaksi dan aktivitas masyarakat di kedua negara tersebut terbilang cukup tinggi.

Menurutnya, kedekatan geografis tersebut menjadi faktor utama yang meningkatkan potensi penularan Covid-19. “Mobilitas penduduk dan perjalanan antarnegara yang tinggi bisa membuka peluang penyebaran virus melalui droplet atau kontak fisik,” tutupnya.

Guna mengantisipasi hal itu terjadi, Kurnia mengatakan perlu adanya peningkatan kewaspadaan oleh masyarakat. Misalnya saja masyarakat harus menggunakan masker di tempat dengan risiko tinggi. Seperti ketika berada di bangsal rumah sakit, fasilitas perawatan kesehatan, serta saat bepergian dengan transportasi umum.

“Meskipun penggunaan masker tidak lagi diwajibkan, hal ini dapat masuk dalam kategori pencegahan sekunder, yaitu self protection atau perlindungan diri sendiri,” jelasnya. 

Selain itu, pemerintah Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat sistem kesehatan untuk mencegah penularan. “Lalu vaksinasi perlu digalakkan kembali dengan mendorong masyarakat, terutama kelompok rentan, untuk segera melengkapi vaksinasi mereka," tukasnya.

Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.