
SURABAYA (Lenteratoday)- Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) mengadakan kegiatan workshop bertema “Melawan Hoaks dengan Kreativitas dan Kolaborasi di Media Sosial” di Ruang Uji Kompetensi Wartawan Unitomo (UKW) Gedung F, Lantai 4, 401, Surabaya, Minggu(23/6/2024).
Koordinator Program Japelidi, Ni Made Ras Amanda mengatakan tujuan digelarnya kegiatan ini adalah untuk memperbanyak, kemunculan kegiatan kolaborasi dari berbagai kalangan guna melawan disinformasi.
"Karena selama ini kebanyakan gerakannya hanya parsial. Untuk itu kami melihat perlunya kolaborasi antara para stakeholder seperti anak muda, mahasiswa, media, serta teman-teman influencer. Berkolaborasi dan menggali kira-kira kebutuhan apa, yang dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi kita masing-masing dalam melawan disinformasi di era digital saat ini," tuturnya.
Sementara itu, salah satu narasumber Dimas Prakoso mengungkapkan jika saat ini banyak masyarakat yang masih bingung, dalam meminimalisir misinformasi, disinfomasi dan malinformasi.
"Lalu dari sisi verifikasi menjadi suatu hal yang sangat penting, terutama pada saat kita berhadapan dengan konten digital. Apalagi di situasi-situasi yang memang berpotensi, untuk adanya pembelokan informasi. Untuk itu, jurnalis dan KOL penting, karena merekalah yang akan jadi garda terdepan untuk menjamin validitas informasi itu," ungkapnya.
Untuk meminimalisir adanya disinformasi tersebut, ia menjelaskan perlunya verifikasi konten untuk masyarakat.
Pasalnya, di dunia digital semua orang bisa membuat informasi, bahwa orang-orang tersebut ada yang memang bisa membuat informasi secara valid dan reilebel. Lalu ada juga orang-orang yang hanya asal bikin, dan hal ini berpotensi terjadi penyelewangan.
"Untuk itu, kita harus berpikir kritis terhadap setiap konten informasi digital yang masuk dan terpesonalisasi ke kita. Setelah kita berpikir kritis kita menemukan hal yang menurut kita mencurigakan, kita lakukan kroscek data. Caranya temukan kata kunci penting dalam informasi digital tersebut, dan lakukan proses seperti googling dan sejenisnya," tukasnya.
Diketahui, kegiatan ini telah berlangsung di tujuh kota di Indonesia. Di antaranya dua kali di Surabaya, Malang, Yogyakarta, Denpasar, Semarang, Makasar dan Ambon.
Reporter:Amanah/Editor:Ais