13 April 2025

Get In Touch

Pembobol Pusat Data Nasional Minta Maaf dan Janji Berikan Kunci Akses Data Gratis

lustrasi Ransomware Brain Cipher menyerang Pusat Data Nasional Indonesia. (foto: Generated AI Dalle/ist.Inilah.com)
lustrasi Ransomware Brain Cipher menyerang Pusat Data Nasional Indonesia. (foto: Generated AI Dalle/ist.Inilah.com)

JAKARTA (Lenteratoday) - Peretas yang membobol Pusat Data Nasional (PDN) yang dikelola Kominfo beberapa waktu lalu, hingga mengakibatkan terganggunya layanan publik. Meminta maaf secara terbuka, serta berjanji akan memberikan kunci akses data PDN secara gratis.

Kelompok peretas Brain Cipher yang meretas dan diduga bertanggungjawab atas serangan ransomware ke server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya, mengumumkan akan membuka akses data yang dikunci ke pemerintah pada Rabu(3/7/2024) besok.

Kunci akses itu dijanjikan bakal diserahkan secara gratis. Awalnya, kelompok hacker tersebut meminta tebusan sebesar 8 juta dollar AS atau sekitar Rp 131,2 miliar. Dalam pernyataan yang diunggah di dark web, Brain Cipher menyebut bahwa perilisan kunci enkripsi secara gratis ini bertujuan untuk membuktikan bahwa Pemerintah Indonesia memerlukan keamanan siber yang lebih kuat, terutama di sisi sumber daya manusia (SDM).

Kendati begitu, dalam pengumuman yang diunggah di situs web gelap (dark web) tersebut, hacker Brain Chiper juga membuka donasi bila terdapat pihak yang ingin memberikan sumbangan.

"Kami menyediakan dompet Monero untuk donasi, kami harap mendapatkan sumbangan Rabu nanti," kata pihak Brain Cipher dalam pengumumannya di dark web dan diunggah ulang oleh akun intelijen siber @stealhtmole_int di X Twitter.

Meski membuka donasi, Brain Cipher menegaskan bahwa mereka tetap akan memberikan kunci secara gratis atas mereka inisiatif sendiri.

"Kami berharap pada hari Rabu kami bisa mendapatkan sesuatu. Dan kami ulangi lagi: kami akan memberikan kuncinya secara gratis dan atas inisiatif kami sendiri," tulis kelompok peretas tersebut.

Monero adalah mata uang kripto yang terdesentralisasi, keunggulannya transaksi yang bisa anonim dan begitu privat dan riwayat transaksinya tidak bisa dilihat. Menurut penjelasan di situs web Brain Cipher, pembayaran donasi hanya akan tersedia di fitur chat saja. Jadi, akses ke dompet untuk donasi tidak diumbar ke publik.

Seperti diberitakan, sejak Kamis(20/6/2024) PDNS 2 yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur mengalami serangan ransomware. Malware (aplikasi jahat) ini mengunci data yang ada di server tersebut dengan enkripsi. Kelompok peretas Brain Cipher juga berharap, bahwa serangan ini bisa membuat pemerintah Indonesia sadar. Perlu meningkatkan keamanan siber, terutama merekrut SDM yang kompeten.

"Serangan kami tidak melibatkan isu politik, dan murni merupakan ransomware yang meminta tebusan seperti biasanya," imbuh Brain Cipher, sebagaimana dikutip KompasTekno dari akun X @stealhtmole_int.

Dalam posting ini, Brain Cipher juga turut meminta maaf kepada semua rakyat Indonesia untuk kegaduhan yang mereka buat.

"Kami meminta maaf kepada publik atas semua yang terjadi, dan kami juga meminta publik paham bahwa keputusan ini kami buat secara independen, tidak dipengaruhi oleh siapapun," kata Brain Cipher.

Sumber: Kompas/Editor:Ais

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.