10 April 2025

Get In Touch

19 Ribu UMKM Mamin di Surabaya Sudah Bersertifikasi Halal

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati.

SURABAYA (Lenteratoday) - Sebanyak 19 ribu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), bidang makanan dan minuman (mamin) di Surabaya sudah mengantongi sertifikat Halal.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati mencatat jumlah UMKM di Kota Pahlawan mencapai 150 ribu, dari jumlah tersebut 19 ribu di antaranya sudah bersertifikasi halal.

"UMKM kita ada 150 ribuan, mulai dari makan dan minuman, craft, hingga fashion. Tapi kalau untuk mamin (makanan dan minuman) yang sudah bersertifikasi (halal) kemarin ada sekitar 19 ribu UMKM," kata Dewi, Kamis(4/7/2024).

Dewi menyatakan bahwa untuk saat ini, Pemkot Surabaya akan fokus mendampingi sertifikasi halal bagi UMKM mamin. Namun ke depan, pihaknya juga akan membantu sertifikasi halal bagi UMKM di bidang yang lain seperti kosmetik dan kesehatan.

"Karena itukan (makanan dan minuman) yang diutamakan, mereka jualan agar tenang, mereka harus ada bersertifikasi halal," ujar Dewi.

Sebelumnya, pemerintah pusat telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 39 Tahun 2021 tentang kewajiban sertifikasi halal bagi pedagang makanan dan minuman. Masa penahapan pertama kewajiban sertifikat halal berakhir pada 17 Oktober 2024.

Namun, kebijakan sertifikasi halal untuk seluruh UMKM Indonesia akhirnya ditunda hingga 2026. Penundaan ini karena pemerintah pusat menilai jangka waktu tidak cukup, untuk dilakukan sertifikasi halal bagi seluruh UMKM.

"Karena halal ini tidak gratis. Tidak seperti NIB (Nomor Induk Berusaha), kita urus pendampingan, mereka (UMKM) pulang, gratis semuanya dan mudah. Nah, kalau halal ini berbayar," jelas Dewi.

Meski demikian, Dewi memastikan, pihaknya akan terus berupaya memberikan pendampingan bagi UMKM agar mendapatkan sertifikasi halal. Terlebih, banyak syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi UMKM untuk bisa mendapatkan sertifikasi halal tersebut.

"Karena sertifikasi halal ini tidak mudah, kita pelajari ternyata sangat detail, sampai pengisiannya. Banyak (UMKM) yang sudah memasuki itu gagal. Akhirnya itu kita akan mendampingi UMKM-UMKM, karena pendamping UMKM itu juga bersertifikat semua," tambahnya.

Salah satu bentuk pendampingan yang diberikan pemkot untuk UMKM adalah melalui rangkaian event bertajuk "Surabaya Halal Fest 2024". Dalam event ini, Pemkot Surabaya menggandeng Ikatan Alumni (IKA) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Surabaya, Agus Imam Sonhaji menjelaskan rangkaian Surabaya Halal Fest telah berlangsung sejak Juli 2024. Sedangkan puncak acara akan digelar pada 21-23 Agustus 2024 di Balai Pemuda. Melalui event ini, pihaknya menargetkan 1000 UMKM bersertifikasi halal.

"Kita juga akan disupport penuh oleh banyak tenaga pendamping, ada dari berbagai kampus. Sehingga sebelum acara atau event, banyak UMKM yang didampingi, sehingga pada saat hari H sudah tuntas semua," kata Agus Sonhaji.

Selain menargetkan 1.000 UMKM bersertifikasi halal, melalui event ini Pemkot Surabaya bersama IKA ITS juga berharap UMKM tersebut semakin naik kelas. Dengan begitu, diharapkan pula penjualan produk mereka semakin meningkat.

"Jadi harapannya UMKM Surabaya semakin meningkat dengan model bisnis yang mengarah ke halal lifestyle," pungkasnya. 

Reporter: Amanah/Editor: Ais

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.