16 April 2025

Get In Touch

NFA Dorong Penguatan Ekosistem Gula Nasional

Produksi Gula di Pabrik Krebet Baru Malang, Jawa Timur.
Produksi Gula di Pabrik Krebet Baru Malang, Jawa Timur.

MALANG (Lenteratoday) - Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mendorong penguatan ekosistem gula nasional. Salah satunya, dengan menjaga harga yang baik di tingkat produsen. Tujuannya, agar ketika produksi dalam negeri meningkat, maka kecukupan pasokan gula nasional dapat terpenuhi.

Hal tersebut turut dipertegas oleh Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi yang menyatakan bahwa ekosistem gula nasional harus diperkuat dengan melibatkan pihak terkait, seperti teman-teman dari Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI).

"Harga yang baik petani bisa mensuplai juga ke pabrik gula. Petani happy, pabrik gula modern, dan akhirnya kebutuhan dalam negeri juga tercukupi. Jika ini terwujud maka luar biasa," ujarnya, Jumat (5/7/2024).

Arief menambahkan bahwa upaya yang dilakukan oleh pihaknya mulai membuahkan hasil, seperti membangun ekosistem pangan, khususnya produksi gula yang dimulai dari panen tebu hingga menjadi produk gula.

"Harga gula di tingkat petani kami jaga dengan baik sampai hilir, dengan ini petani jadi giat untuk menanam tebu dan harga jual juga terjaga," tambahnya.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produksi gula pada tahun 2022 mencapai 2,4 juta ton yang didukung dari perkebunan tebu rakyat sebesar 63 persen, sisanya adalah perkebunan swasta 27 persen dan perkebunan besar negara 10 persen.

Lebih lanjut, perihal harga gula konsumsi per April 2024, harga gula di tingkat produsen sebesar Rp14.500/kg dan di retail sebesar Rp17.500/kg. Harga tersebut sedikit berbeda dengan di wilayah Maluku, Papua, dan 3TP (Tertinggal,Terluar, Terpencil, dan Perbatasan) yang memiliki harga retail Rp18.500/kg.

"Kami akan berkomitmen untuk menciptakan keseimbangan harga sehingga kedepannya akan dihitung struktur biaya secara kolaboratif yang nantinya ditetapkan melalui kebijakan relaksasi gula dari produsen hingga retail," jelas Arief.

Sementara itu, Ketua Umum APTRI, Soemitro Samadikun berharap agar kepentingan petani tebu saat ini harus lebih diperhatikan pemerintah untuk menjamin produktivitas.

"Kalau mau mandiri pangan, pendapatan petani harus dijaga sehingga petani akan giat untuk memperbaiki tanamannya. Hasilnya adalah peningkatan produksi. Syukurnya tahun ini sudah mulai diperhatikan oleh NFA sehingga tanaman perlahan membaik," tandasnya. (*)

Reporter: Pradhita | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.