
Blitar - Berbagai upaya dilakukan pengelola destinasi wisata unggulan di Kabupaten Blitar agar bisa bertahan di tengah pandemi Virus Corona (Covid-19), salah satunya Wisata Kampung Coklat di Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan yang justru menerapkan konsep unik, seperti apa ?
Yaitu berwisata sambil edukasi tentang Covid-19, serta menyiapkan 19 orang Satgas khusus. Sehingga pengunjung bisa memahami dan mengetahui cara mencegah penyebaran virus yang belum ada obatnya tersebut. "Mulai dari pintu masuk, di dalam area sampai ke pintu keluar dan tempat parkir. Semuanya kita lengkapi sarana edukasi mengenai Covid-19," tutur pemilik Kampung Coklat, Kholid Mustofa.
Dari pintu masuk, pengunjung wajib pakai masker, cuci tangan dan dicek suhu tubuhnya dengan thermogun. Kemudian antrean tiket juga sudah diterapkan physical distancing (menjaga jarak), termasuk saat membayar di kasir konter olahan coklat. "Termasuk tempat duduk pengunjung di dalam, juga sudah diatar dengan jarak minimal 1 meter," paparnya.
Adapun bentuk edukasi tentang Covid-19 yang dimaksud, yaitu penjelasan dan himbauan melalui pengeras suara oleh petugas terus menerus selama jam buka. Mengenai apa itu Covid-19, bagaimana mencegah penularan dan penyebarannya. "Kami juga menyiapkan 19 orang Satgas Covid-19, yang mengawasi, mengingatkan dan menjelaskan kepada pengunjung yang belum mematuhi protokol kesehatan," jelas Kholid.

Selain sosialisasi melalui pengeras suara, hampir disetiap bagian dari Wisata Kampung Coklat ini, terpasang banner penjelasan mengenai Covid-19. "Tidak hanya sekedar mengingatkan pengunjung, seluruh karyawan juga menerapkan protokol kesehatan, wajib pakai masker dan faceshiled dan sarung tangan bagi yang bersentuhan dengan makanan dan minuman," tandasnya.
Saat ini diungkapkan Kholid, masih dalam tahap uji coba pembukaan bersamaan dengan penerapan New Normal (Kenormalan Baru) mulai 1-31 Juli 2020. "Secara resmi baru dibuka kembali pada 1 Agustus 2020 mendatang, dengan standar protokol kesehatan," ungkapnya.
Pada masa uji coba pembukaan ini pengunjung hanya sekitar 10 persen dari kondisi normal sebelum pandemi Covid-19, sekitar 200 orang per hari. Dibanding kondisi normal rata-rata sekitar 2.000 - 3.000 orang per hari, atau 100-150 ribu pengunjung tiap bulannya.
Ditambahkan Kholid dengan penerapan konsep wisata dan edukasi Covid-19 ini, diharapkan penerapan protokol kesehatan di Wisata Kampung Coklat bisa menjadi acuan bagi destinasi wisata lainnya di Kabupaten Blitar. "Karen kita juga menyiapkan tenaga kesehatan dan mobil siaga, jika diperlukan tindakan medis yang harus dirujuk ke rumah sakit," imbuhnya.
Destinasi wisata yang berdiri 2014 lalu, awal luasnya hanya 700 m2 dengan investasi sekitar Rp 1 miliar. Berkat dukungan warga sekitar, Muspika dan Pemkab Blitar berkembang pesat jadi sekitar 4 hektar dan nilai investasinya mencapai Rp 50 miliar. Bahkan bisa menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 435 orang, termasuk puluhan UKM binaan yang bekerja sama memasok aneka olahan makanan berbahan dasar coklat.
Setahun terakhir Kampung Coklat juga mulai melakukan penjajakan, kerjasama memasarkan produknya ke luar negeri. Diantaranya ke Asia, Eropa dan Timur Tengah. Seperti Singapura, Malaysia, Kamboja, Azrbaijan, Turki, Mesir dan Aljazair.
Adapun nilai ekspor olahan coklat ke luar negeri sementara ini sekitar Rp 12–14 miliar setahun, dengan 64 macam produk yang diproduksi sendiri maupun oleh 125 produk UKM binaannya. (ais)