16 April 2025

Get In Touch

Rektor Unair : Fenomena Joki Tugas Tidak Sesuai Nilai dan Etika Akademis

Rektor Unair Prof. Mohammad Nasih.
Rektor Unair Prof. Mohammad Nasih.

SURABAYA (Lenteratoday) – Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof. Mohammad Nasih turut angkat bicara terkait fenomena joki tugas akademik yang belakangan ini ramai di media sosial. Menurutnya, fenomena joki tugas akademik ini tidak selaras dengan napas dan tujuan pendidikan.

Tak hanya itu, dia juga menilai bahwa fenomena tersebut bisa dikategorikan sebagai pembohongan lantaran tidak sesuai dengan nilai-nilai dan etika akademis. “Bagi saya ini tidak etis dan tidak akademis. Dalam banyak hal, ini bisa masuk dalam kategori pembohongan, paling tidak dalam institusi pendidikan,” ucap Prof. Nasih, Jumat (26/7/2024).

Prof. Nasih menyebut ada beberapa kemungkinan penyebab maraknya joki tugas akademik. Salah satunya yakni ketidaksadaran arti penting pendidikan. 

“Bahwa pendidikan itu mengembangkan potensi diri, bukan orang lain. Mungkin mereka menerjemahkan berikutnya yang penting lulus secara administratif dan dapat ijazah,” sebutnya.

Selain itu, kebutuhan ekonomi juga dapat menjadi pendorong maraknya joki skripsi. Adanya permintaan memicu banyaknya layanan joki tugas akademik bermunculan. “Dari sisi ekonomi, di mana ada demand ya ada supply sehingga akhirnya menjamur ada tawaran di mana-mana,” tambahnya.

Berkaca dari fenomena tersebut, Prof. Nasih menekankan bahwa Unair akan terus berkomitmen memberantas tindakan joki tugas akademik yang melibatkan civitas academica Unair. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengidentifikasi tindakan curang tersebut terbilang beragam. 

Misalnya, jika menyangkut karya tulis, pihak universitas akan melakukan pemeriksaan melakukan teknologi atau media khusus. Kemudian, mahasiswa juga akan diminta untuk mempresentasikan karya. 

“Mempresentasikan itu penting karena untuk melihat apa itu punya orang lain atau tidak. Sekali lagi mekanisme di UNAIR hasil karya itu dipresentasikan, termasuk skripsi,” tuturnya.

Selain presentasi, mekanisme lainnya yang dijalankan adalah dengan mempublikasikan karya tulis mahasiswa. “Selain itu, skripsi kan juga pasti dipublikasikan di berbagai media jadi pasti akan ketahuan kalau ada yang hasil kerjanya orang lain karena mudah saja untuk mengidentifikasi apakah karya itu kita sendiri atau orang lain,” kata Prof. Nasih.

Dengan adanya upaya-upaya tersebut, diharapkan dunia pendidikan secara lebih luas dapat mengeliminasi tindak kecurangan dalam bentuk apa pun. “Lagi dan lagi, kita tetap harus mengeliminasi kondisi ini karena itu tidak sejalan dengan napas dan tujuan pendidikan,” tukasnya. (*)

Reporter: Amanah | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.