
MALANG (Lenteratoday) - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan pendidikan yang inklusif. Terobosan terbaru datang dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang melalui dua sekolah menengah pertama, yakni SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 13 Kota Malang.
Kedua sekolah ini memperkenalkan dua inovasi pembelajaran baru, yakni Sinau Mandiri Bersama Anak Satwimaba Istimewa (SIMBA ASIA) dan Layanan Siswa Istimewa Galas Berwirausaha (NASI TIGA BERAS).
Kepala SMPN 2 Kota Malang, Riatiningsih, menjelaskan SIMBA ASIA mulai diterapkan sejak tahun 2023. Program ini berfokus pada pembekalan kemandirian dan pendampingan melalui Sahabat Siswa.
"Kami melatih siswa untuk melakukan kegiatan sehari-hari yang sederhana, seperti memasang kancing, menjahit, menggoreng telur, dan menyeterika, agar mereka lebih mandiri," jelasnya.
Selain itu, Ningsih menyebutkan, SIMBA ASIA juga melibatkan siswa reguler untuk menjadi Sahabat Siswa, yang memberikan pendampingan sebaya kepada teman-teman berkebutuhan khusus.
Terpisah, di SMPN 13 Kota Malang, program NASI TIGA BERAS dikembangkan untuk menumbuhkan keterampilan wirausaha pada siswa berkebutuhan khusus. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Sinthian Susan, menjelaskan program ini melibatkan siswa dalam kegiatan kewirausahaan seperti membuat telur asin dan beternak ayam ras.
"Kami ingin siswa inklusi merasa percaya diri dan memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi diri mereka," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana, menyatakan kedua inovasi ini merupakan bagian dari upaya memberikan layanan pendidikan yang setara bagi semua siswa. "Kami berkomitmen untuk tetap memberikan pelayanan kepada semua siswa tanpa membedakan kondisi mereka, meskipun kami memiliki keterbatasan dalam jumlah guru pendamping khusus," katanya.
Suwarjana menyampaikan, SIMBA ASIA dan NASI TIGA BERAS merupakan hasil replikasi dari inovasi Belajar Menarik Bersama Siswa Istimewa (Jarik Ma'Siti) yang sebelumnya mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Menanggapi hal ini, Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, memberikan dukungannya terhadap inovasi-inovasi ini. Wahyu berharap, dengan adanya inovasi-inovasi ini, siswa berkebutuhan khusus di Kota Malang dapat menerima pendidikan yang layak dan mampu mengembangkan potensi mereka secara maksimal.
"Kami ingin mereka memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan tumbuh, tanpa merasa dibatasi oleh kondisi mereka," tegasnya. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi