
SURABAYA (Lenteratoday) -Sebuah rumah tiga lantai tiba-tiba roboh di kawasan permukiman padat penduduk di Jalan Sampora, Kampung Cilisung, Desa Sukamenak, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/8/2024).
Kepala Bidang Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kabupaten Bandung, Supardi mengatakan, rumah tiga lantai itu tiba-tiba roboh sekitar pukul 16.00 WIB.
Reruntuhan material bangunan yang baru berusia tiga tahun itu merusak beberapa rumah warga yang berada di sekitarnya. Kendati demikian, Supardi memastikan, insiden itu tidak memakan korban.
"Tidak ada korban jiwa. Pemilik rumah juga pada saat kejadian sudah di luar rumah. Jadi yang punya sudah dievakuasi sebelum kejadian," ujarnya.
Berkaca dari kasus ini, mengapa bangunan bertingkat bisa tiba-tiba roboh?
Tidak dibangun sesuai standar
Ketua Keahlian Rekayasa Struktur Institute Teknologi Bogor (ITB), Herlien Dwiarti Soemari mengatakan, ada beberapa penyebab sebuah bangunan bertingkat bisa roboh.
Misalnya, adanya gaya yang berasa dari lingkungan atau gaya yang berasal dari berat bangunan itu sendiri. Pada kasus yang terjadi di Kabupaten Bandung, kemungkinan penyebabnya adalah rumah tersebut tidak dibangun sesuai dengan standar yang berlaku.
"Bangunan rumah 3 lantai yang roboh baru-baru ini bisa dipastikan tidak direncanakan dengan baik dan mungkin tidak mengindahkan standar-standar yang berlaku," kata Herlien.
Pasalnya, rumah bertingkat yang didesain sesuai dengan standar dan teknik yang sesuai, sangat kecil kemungkinan untuk roboh.
Herlien menduga, robohnya bangunan rumah tiga lantai itu dipicu dari kegagalan struktur bawah atau fondasi dan struktur atas. Untuk mengetahui penyebab pastinya, dapat dilakukan pemeriksaan struktur bangunan.
Kaki-kaki bangunan tidak kuat
Terpisah, dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM) Ashar Saputra menerangkan, bangunan bertingkat yang tiba-tiba roboh bisa disebabkan karena konstruksi bagian kaki atau kolom-kolom bangunan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
"Secara singkat, bangunan roboh karena tidak bisa menyediakan kekuatan dan stabilitas yang diperlukan untuk menahan berat sendiri bangunan maupun beban karena fungsi bangunan," terangnya.
Padahal, kolom-kolom atau kaki-kaki bangunan memegang peranan sangat penting karena berfungsi untuk menjaga bangunan agar bisa berdiri. Secara umum, berlaku prinsip kolom harus lebih kuat dari balok-baloknya.
Pada kasus rumah lantai tiga yang tiba-tiba roboh, seorang saksi mengatakan, konstruksi rumah bagian kaki-kaki sempat retak sebelum bangunan itu roboh.
Selain itu, konstruksi bagian atas bangunan bertingkat itu juga mengelupas. Ashar mengatakan, keretakan pada kaki-kaki bangunan menunjukkan bahwa kapasitasnya tidak memenuhi kebutuhan struktur untuk menahan beban-beban yang bekerja, baik beban karena berat maupun fungsi bangunan.
"Ada kemungkinan bangunan itu merupakan bangunan tumbuh yang awalnya direncanakan sebagai bangunan satu lantai, kemudian diubah menjadi 2 atau 3 lantai tanpa ada tambahan perkuatan kolomnya," kata dia.
"Ini hanya kemungkinan saja, perlu dicari kronologi pembangunan yang lebih rinci," tandasnya. Menurutnya, bagunan rumah roboh biasanya akibat dari sistem strukturnya tidak bisa memberikan kekuatan dan stabilitas yang diperlukan. Penyebabnya, bisa karena ukurannya (dimensi) kurang, kualitas material yang rendah, atau penyambungan antar-elemen struktur yang tidak memenuhi standar.
Komponen penting dalam struktur bangunan rumah
Ashar menjelaskan, sebuah bangunan, khususnya yang bertingkat, harus memperhitungkan struktural dan kualitas sesuai standar teknis yang berlaku.
"Komponen paling pentingnya adalah komponen kolom dan fondasinya," ucapnya, mengutip Kompas, Kamis (8/8/2024).
Di Indonesia, sebuah bangunan harus memenuhi standar keselamatan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan Peraturan Pemerintah pendukung Nomor 16 dan 36 Tahun 2005.
Aturan itu juga dipertegas dengan Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) -1726/2002 tentang konstruksi bangunan.
Sebuah bangunan dikatakan memenuhi syarat untuk dihuni, jika memiliki struktur fondasi bangunan yang kokoh.
Selain struktur fondasi, hal lain yang harus diperhatikan dalam pembangunan gedung adalah spesifikasi bahan material yang tepat (*)
Editor: Arifin BH