08 April 2025

Get In Touch

Populasi Kelas Menengah Dorong Kenaikan Industri Otomotif Nasional

Ilustrasi kelas menengah(Thinkstockphotos)
Ilustrasi kelas menengah(Thinkstockphotos)

Industriotomotif nasional pada masa pandemi Covid-19 dinilai masih tetap prospektif,yang terlihat dari menggeliatnya kembali volume penjualan, pembangunaninfrastruktur, yang terus dilakukan, dan masih tingginya kapasitas produksidengan didukung populasi kelas menengah.

DirekturIndustri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) KementerianPerindustrian Putu Juli Ardika mengatakan pertumbuhan industri otomotif nasionalke depan masih akan menunjukkan geliat yang cukup atraktif, hal ini didorongpertumbuhan jumlah kelas menengah rata-rata sebesar 12 persen per tahun sesuailaporan Bank Dunia.

"Disamping itu, dalam laporan Bank Dunia tersebut, jumlah kelas menengah di Indonesiapada 2018 telah menembus 30 persen dan angka tersebut meningkat pada 2019mendekati separuh dari populasi penduduk Indonesia atau sekitar 115 jutapenduduk saat ini masuk dalam kategori kelas menengah," kata Putu diJakarta, Minggu (19/7/2020).

Perkembanganjumlah kelas menengah tersebut sebagai elemen utama penggerak roda produksikendaraan bermotor di Indonesia selain gencarnya pembangunan infrastrukturjalan tol dan jalan umum dalam beberapa tahun terakhir, dan rasio kepemilikankendaraan bermotor roda empat di Indonesia yang masih relatif rendah yaitu 87kendaraan per 1.000 penduduk.

Pada 2019,produksi kendaraan roda empat mencapai 1,28 juta unit kendaraan (setara 13,17miliar dolar AS) atau turun 4,2 persen dari tahun sebelumnya.

Namun demikian,kinerja ekspor kendaraan bermotor tahun 2019 baik dalam bentuk CBU (mobil dalamkeadaan utuh) maupun CKD (mobil dirakit di dalam negeri) mengalami peningkatancukup signifikan dari tahun sebelumnya yaitu untuk ekspor CBU sebanyak 332 ribuunit meningkat 25,7 persen dari tahun sebelumnya dan ekspor CKD sebanyak 511ribu set atau meningkat 523 persen dari tahun sebelumnya.

Penjualankendaraan bermotor (KBM) roda empat atau lebih pada 2019 masih didominasi jeniskendaraan multifungsi (MPV) di bawah 1.500 cc sebanyak 442 ribu unit ataumenyumbang sekitar 43 persen dari total penjualan nasional, dan jenis kendaraanbermotor roda empat yang hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) di bawah1.200 cc sebanyak 217 ribu unit atau menyumbang sekitar 21 persen dari totalpenjualan nasional.

Putumengatakan saat ini Indonesia memiliki 22 perusahaan industri KBM roda 4 ataulebih yang memiliki fasilitas perakitan dan atau manufaktur di dalam negeridengan kapasitas produksi sekitar 2,2 juta unit per tahun dan menyerap tenagakerja langsung sebanyak 75 ribu orang serta tenaga kerja tidak langsungsebanyak 1,5 juta orang.

Di sampingitu, saat ini ada sekitar 1.550 perusahaan industri bahan baku dan komponenotomotif dalam negeri yang terdiri atas 550 perusahaan industri merupakan tier1 dan 1.000 perusahaan industri merupakan tier 2 dan 3.

Dari jumlahtersebut, 237 perusahaan industri tergabung dalam GIAMM (Gabungan Industri AlatMobil dan Motor) dan 128 perusahaan industri tergabung dalam PIKKO (PerkumpulanIndustri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif).

BANGKIT LAGI

SekjenGabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengakuiindustri otomotif nasional, bahkan dunia, memang sempat turun padahal sedangada upaya untuk bangkit usai adanya pemilihan presiden dan wakil presiden, tapiturun lagi dengan adanya Covid-19.

Data 10tahun belakangan volume penjualan dalam negeri rata-rata sudah di atas satujuta dari 2010-2011.

Namun,pemilu tahun lalu dan Covid-19 tahun ini menyebabkan penjualan turun. Meskidemikian, yang menarik adalah rasio kepemilikan mobil dari yang semula 80-87mobil per seribu penduduk, tahun lalu Indonesia sudah naik 99 mobil per seribupenduduk.

Dikatakan,volume penjualan otomotif paling rendah akibat pandemi adalah pada Mei, yaknihanya mampu menjual 3.551 unit, padahal biasanya bisa melakukan penjualansekitar 90 ribu-100 ribu unit.

"Tapipada bulan Juni volume penjualan mulai membaik lagi dan sudah mencapai lebih 12ribuan unit. Ini merupakan sinyal bagus untuk segera pulih untuk sektorotomotif," kata Kukuh.

Industriotomotif Indonesia di kawasan Asean sebenarnya sudah sangat berkembang,sekalipun masih berada di belakang Thailand yang menempati urutan satu denganmunculnya pesaing baru datang dari Vietnam.

Namun,katanya, dengan kebersamaan pemerintah dan swasta yang solid diharapkanindustri otomotif nasional bisa tumbuh lebih baik lagi.

Hal lainyang ikut mendorong prospek otomotif Indonesia akan berkembang, ungkap Kukuh,adalah pembangunan infrastruktur tetap berjalan walaupun Covid-19 belumselesai.

"PernyataanPresiden Jokowi bahwa sekalipun Covid ada, tapi pembangunan infrastruktur tetapjalan, ini merupakan sinyal bagus dari pemerintah untuk industri otomotifnasional," katanya.

Gaikindomenilai terus berjalannya pembangunan infrastruktur akan berimbas padapemerataan ekonomi di daerah-daerah.

Kondisi inipula yang mengakibatkan penjualan kendaraan bermotor mulai merata di hampirsemua daerah dan tidak lagi terpusat di Pulau Jawa. "Kalau 20 tahun lalusebesar 80 persen penjualan kendaraan terkonsentrasi di Pulau Jawa, tapisekarang penjualan di Jawa hanya 40 persen," katanya.

Kukuhmengatakan pula pihaknya ikut mendorong dan mendukung program kendaraan listriksebagai kendaraan alternatif untuk mengurangi bahan bakar fosil.

Meskipundemikian, ia mengakui, masih banyak hal yang harus dibenahi dan dilakukan olehpemerintah dan swasta agar program kendaraan listrik bisa tumbuh dan berjalandengan baik dan berjalan lancer (Ant).

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.