10 April 2025

Get In Touch

Fenomena Gunung Lawu 'Bertopi' Berbahaya Untuk Pendaki dan Penerbangan

Gunung Lawu 'brtopi' terlihat dari jepretan warga Ngawi, Parasito Djoyo yang berjarak sekitar 27 kilometer, Kamis(5/9/2024).(foto:ist/dok.Parasito.Kompas)
Gunung Lawu 'brtopi' terlihat dari jepretan warga Ngawi, Parasito Djoyo yang berjarak sekitar 27 kilometer, Kamis(5/9/2024).(foto:ist/dok.Parasito.Kompas)

MAGETAN (Lenteratoday) - Adanya fenomena penampakan Gunung Lawu 'bertopi' ternyata peristiwa alam, yang memberikan dampak berbahaya bagi pendaki dan penerbangan pesawat.

Penampakan Gunung Lawu 'bertopi' sempat diabadikan salah satu warga Kabupaten Magetan dan Ngawi, Jawa Timur. Parasito Djoyo, warga Kabupaten Ngawi yang lokasinya berjarak sekitar 27 kilometer dari Gunung Lawu, berhasil merekam keindahan tersebut.

“Saya melihat sekitar pukul 05.30 WIB sampai sekitar pukul 06.30 WIB, ada awan di atas puncak Gunung Lawu,” ujarnya melalui pesan singkat, Kamis(5/9/2024).

Sementara, Joko Prayitno, salah satu warga Desa Ngariboyo Kabupaten Magetan mengaku melihat Gunung Lawu 'bertopi' sekitar pukul 06.00 WIB.

“Hampir setiap tahun pasti ada peristiwa Gunung Lawu 'bertopi', kalau tadi lihatnya sekitar pukul 06.00 WIB,” ucapnya.

Menanggapi penampakan Gunung Lawu 'bertopi' Ahli madya dari BMKG Nganjuk, Setiyaris mengatakan fenomena Gunung Lawu 'bertopi' merupakan peristiwa alam, di mana ada awan yang akan naik ke atas. Namun karena cuaca di atas awan berangin kencang, maka awan tersebut tak bisa naik.

Kondisi itulah yang kemudian membentuk gumpalan awan yang terlihat seperti topi, di atas gunung atau yang dikenal dengan nama awan lentikular.

“Jadi awan ini sebenarnya mau naik ke atas, tetapi terpotong oleh angin yang berada di atasnya. Dia terjebak di antara angin di atasnya itu,” ujar dia.

Awan "bertopi" di atas Gunung Lawu, menurut Setiyaris juga membahayakan penerbangan maupun pendaki yang berada di atas puncak Gunung Lawu.

Sebab, keberadaan awan semacam itu menandakan ada angin kencang di atas awan, yang berbahaya bagi penerbangan. Awan yang berbentuk topi juga menandakan potensi dibawanya uap air yang bisa menjadi hujan deras di atas puncak Gunung Lawu, sehingga pendaki harus waspada dengan curah hujan.

“Untuk penerbangan awan ini cukup dihindari, karena menandakan adanya hembusan angin cukup kencang. Karena mengandung uap air, maka potensi hujan juga cukup besar sehingga harus diwaspadai bagi pendaki,” kata dia.

Sumber: Kompas/Editor: Ais

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.