
Blitar - Instalasi bedah RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar tutup alias lockdown. Hal ini setelah diketahui ada 21 orang tenaga kesehatan (nakes) positif terinfeksi Virus Corona (Covid-19).
Diketahuinya 21 orang nakes yang positif tersebut berawal dari adanya swab test yang dilakukan pasca seorang nakes IGD terkonfirmasi positif. "Setelah itu dilakukan Swab Test, hasilnya ada 4 nakes IGD lainnya yang juga terkonfirmasi positif," tutur Direktur RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, Kabupaten Blitar, dr Endah Woro Utami pada wartawan, Rabu (22/7/2020).
Lebih lanjut dr Woro menjelaskan kemudian dilakukan tracing, hasilnya mereka tidak pernah kontak dengan nakes lain yang positif. Ternyata setelah diteliti lagi, mereka diduga tertular dari teman komunitas gowes (sepeda). "Karena ada anggota komunitas gowes yang positif," jelasnya.
Selain 4 nakes IGD yang hasil Swab Test nya positif, 3 lainnya yaitu 1 nakes Instalasi Bedah Sentral, 1 nakes Ruang Isolasi dan 1 tenaga administrasi. Sehingga total ada 7 nakes yang positif Covid-19, dari hasil Swab Test tahap awal.
Selanjutnya setelah diketahui 1 nakes di Instalasi Bedah yang positif, semua tim bedah di Swab Test. Dari total 65 orang, hasilnya ada 14 orang yang positif Corona. "Karena ada 14 orang dari tim bedah yang positif Corona, maka kami harus menutup sementara atau melockdown Instalasi Bedah Sentral selama dua hari sejak hari ini," ungkap dr Woro.
Dimana Instalasi Bedah Sentral memiliki 8 kamar, lockdown 2 hari untuk menata kembali tim nakes di ruang bedah dan melakukan sterilisasi ruangan serta peralatan yang di dalamnya.
Woro menegaskan, tracing internal masih terus berlanjut untuk memastikan tidak ada lagi nakes yang carrier Corona. Termasuk mengkondisikan agar layanan RS tetap optimal, diantaranya membuka kesempatan bagi relawan ikut membantu menangani pelayanan pasien. "Saya butuh banyak relawan, dokter, perawat dan asisten perawat. Walaupun nanti statusnya relawan, dipastikan mereka mendapat kompensasi gaji namun sifat bekerja sementara," tegasnya.
Terakhir ditambahkan dr Woro pihaknya juga minta dukungan masyarakat, untuk tetap disiplin mematahui protokol kesehatan. "Karena jika tidak, yang menjadi korban adalah nakes sebagai ujung tombak penanganan Covid-19," imbuhnya. (ais)