Suwandy Firdaus, Anggota DPRD Jatim 2024-2029 Fokus pada Kesejahteraan, Perjuangkan Nasib Buruh dan Atlet

SURABAYA (Lenteratoday) -Anggota DPRD Jawa Timur 2024-2029, Suwandy Firdaus, menyuarakan komitmennya untuk memperjuangkan nasib buruh dan atlet di Jawa Timur, serta menyoroti masalah pendidikan yang menjadi perhatian utama banyak keluarga.
Dalam periode keduanya di DPRD Jatim , Suwandy menyoroti situasi para buruh di Mojokerto yang kerap kali diabaikan dalam kebijakan pembangunan daerah. Baginya, buruh adalah pilar penting bagi perekonomian lokal yang perlu mendapatkan perlindungan lebih dari segi kesejahteraan.
“Saya ingin memastikan suara pekerja buruh terdengar dan diperhatikan, terutama di Mojokerto. Kita harus memperjuangkan kesejahteraan mereka,” ungkap Suwandy, Minggu (08/09/2024).
Pria yang juga Wakil Ketua Federasi Rokok, Tembakau, Makanan, dan Minuman FPSI itu menjelaskan bahwa perhatian terhadap buruh tidak boleh hanya sebatas upah minimum atau fasilitas kerja, melainkan juga mencakup jaminan sosial dan kesehatan yang layak, serta pendidikan bagi anak-anak mereka.
Menurutnya, sering kali regulasi yang ada belum cukup adil dan belum sepenuhnya memenuhi hak-hak buruh di lapangan. Oleh karena itu, Suwandy berjanji akan terus mendorong agar DPRD Jawa Timur lebih peka dalam menyusun kebijakan yang berpihak pada buruh.
Politisi Partai NasDem itu juga berfokus pada isu pendidikan, yang menurutnya masih menjadi tantangan besar di banyak wilayah Jawa Timur, terutama terkait dengan sistem zonasi yang diterapkan dalam penerimaan siswa baru. Ia mengungkapkan bahwa sistem zonasi ini telah menjadi momok bagi banyak keluarga yang ingin memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka.
“Di bidang pendidikan, masalah sistem zonasi masih menjadi momok bagi banyak keluarga. Bayangkan, di beberapa kecamatan belum ada sekolah negeri. Anak-anak kita kesulitan masuk karena sistem zonasi ini,” ujarnya.
Menurut Suwandy, masalah ini tidak bisa dianggap remeh. Ketimpangan akses pendidikan yang adil di berbagai daerah menjadi hambatan utama bagi generasi muda untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Ia menegaskan bahwa permasalahan ini bukan hanya soal kuantitas sekolah negeri yang masih minim di beberapa daerah, tetapi juga kualitas akses yang adil dan merata bagi semua anak.
Ia menyoroti beberapa kecamatan yang belum memiliki sekolah negeri sama sekali, membuat anak-anak di sana kesulitan mengakses pendidikan karena dibatasi oleh sistem zonasi yang tidak berpihak.
"Ini bukan hanya soal kuantitas, tetapi kualitas akses pendidikan yang adil. Semua anak di Jawa Timur berhak mendapatkan pendidikan yang layak tanpa harus terkendala oleh kebijakan yang tidak berpihak," terangnya.
Selain memperjuangkan kesejahteraan buruh dan perbaikan akses pendidikan, Suwandy juga menyoroti nasib para atlet di Jawa Timur yang sering kali tidak mendapatkan perhatian yang layak setelah karier olahraga mereka selesai.
Menurutnya, atlet yang telah berjuang keras mengharumkan nama Jawa Timur di tingkat nasional maupun internasional pantas mendapatkan jaminan masa depan yang lebih baik dari pemerintah.
“Kita harus memberikan masa depan yang cerah bagi para atlet kita. Saya ingin memastikan mereka mendapatkan pekerjaan di Pemprov Jatim setelah karier olahraga mereka selesai. Mereka pantas mendapatkan itu,” paparnya.
“Ini bukan hanya soal penghargaan, tetapi juga soal memastikan bahwa mereka yang telah berjasa tidak terlupakan begitu saja setelah pensiun,” imbuhnya.
Untuk itu, Suwandy Firdaus bertekad untuk bekerja keras memperjuangkan kepentingan rakyat di berbagai sektor. Ia melihat lima tahun ke depan sebagai kesempatan emas untuk melakukan perubahan yang signifikan, baik itu di bidang ketenagakerjaan, pendidikan, maupun olahraga.
“Lima tahun ke depan adalah kesempatan kita untuk mewujudkan perubahan yang signifikan. Saya akan berjuang untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar berdampak positif bagi masyarakat,” pungkasnya.
Reporter: Pradhita|Editor: Arifin BH