10 April 2025

Get In Touch

Dispusip Surabaya Tambah Koleksi Buku dan Buat Kegiatan Menarik untuk Tingkatkan Kunjungan

Suasana perpustakaan Kota Surabaya yang berada di Balai Pemuda Surabaya
Suasana perpustakaan Kota Surabaya yang berada di Balai Pemuda Surabaya

SURABAYA (Lenteratoday)- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) terus meningkatkan akses literasi masyarakat melalui pengembangan fasilitas dan program perpustakaan yang inovatif. Hal ini dilakukan guna meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
 
Kepala Dispusip Kota Surabaya, Mia Santi Dewi, mengatakan, hingga saat ini, pihaknya mengelola dua perpustakaan dan 530 Taman Baca Masyarakat (TBM) yang tersebar di seluruh wilayah Surabaya.

Selain itu, terdapat pula 700 pojok baca dan layanan perpustakaan keliling yang dirancang untuk menjangkau masyarakat secara lebih luas.
 
Mia menjelaskan, layanan perpustakaan, TBM, dan mobil perpustakaan keliling, beroperasi sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Namun, untuk memperingati momentum Hari Kunjung Perpustakaan (HKP) Nasional, pihaknya mengadakan berbagai kegiatan khusus, seperti Adventure to Library dan Perpustakaan Dalam Imaginasi.

"Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi dan memberikan pengalaman yang menyenangkan saat mengunjungi perpustakaan," jelasnya, Senin (16/9/2024).
 
Berdasarkan data Dispusip Surabaya, Mia menyebutkan jika tren kunjungan pemustaka ke perpustakaan, selalu meningkat dari tahun ke tahun. 
Dimana mayoritas pemustaka yang paling banyak berkunjung adalah dari kalangan pelajar. 

Tujuan mereka selain membaca dan meminjam buku, juga mengikuti berbagai kegiatan di perpustakaan. Misalnya wisata buku, pelatihan menulis hingga pelatihan mendongeng pelatihan bahasa.
 
"Mereka juga sering memanfaatkan fasilitas yang disediakan perpustakaan, yaitu belajar di TBM, perpustakaan keliling, English Corner, Korean Corner, Dyslexia Corner, BI Corner, hingga melakukan kegiatan berdiskusi, mencari informasi, serta mengerjakan tugas sekolah dan sebagainya," sebutnya.
 
Untuk itu, pihaknya terus menambah koleksi buku guna meningkatkan minat pemustaka berkunjung ke perpustakaan. Hingga saat ini, koleksi buku cetak perpustakaan Surabaya mencapai 426.898 judul, 499.476 eksemplar. Sedangkan koleksi buku digital mencapai 1.650 judul, 1.650 eksemplar.
 
"Dari tahun ke tahun, koleksi perpustakaan selalu bertambah karena dianggarkan secara rutin untuk pembelian buku setiap tahunnya. Selain itu, perpustakaan juga selalu menerima hibah dan sumbangan buku baik dari perpustakaan, kementerian, instansi lainnya, maupun masyarakat," tuturnya.
 
Mia mengatakan, beberapa jenis buku yang paling banyak disediakan dan diminati pemustaka di perpustakaan adalah buku anak, buku teknologi tepat guna hingga buku keterampilan. "Karena mensupport prioritas program perpustakaan nasional, yaitu perpustakaan berbasis inklusi sosial," imbuhnya.
 
Sementata untuk memudahkan pemustaka mendapatkan akses literasi, Mia menyatakan bahwa Dispusip juga menyediakan sejumlah layanan perpustakaan digital. Layanan ini mencakup pembuatan kartu anggota secara online, katalog buku digital (e-book) hingga pelatihan menulis. "Selain itu kami juga menyediakan layanan mendongeng yang dapat diakses melalui platform daring," tambahnya.
 
Tak hanya itu, Dispusip Surabaya juga menyediakan berbagai kegiatan dan program menarik minat pemustaka berkunjung ke perpustakaan. Salah satu strategi yang dijalankan adalah promosi melalui wisata buku dan konten literasi yang disebarkan secara rutin melalui media sosial.
 
Di samping itu, Dispusip juga mengadakan berbagai kompetisi literasi seperti Lomba Mendongeng untuk siswa SD/MI dan Kompetisi Gema Literasi. Kompetisi ini ditujukan bagi bibit penulis dan pendongeng dari tingkat kecamatan hingga tingkat kota.

"Selain itu kami juga aktif menyelenggarakan pelatihan di bidang literasi. Seperti pelatihan menulis, mendongeng serta pelatihan bahasa asing di perpustakaan dan Rumah Bahasa," ungkap Mia.
 
Salah satu program unggulan Dispusip Surabaya adalah Kelas Gendis Sewu, yang rutin diselenggarakan setiap tahun. Mia menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk mencetak bibit penulis dan pendongeng muda dari kalangan pelajar sekolah dasar.

"Karya yang dihasilkan oleh peserta Kelas Gendis Sewu dipublikasikan secara rutin melalui media sosial Dispusip, sehingga dapat dilihat oleh masyarakat luas," pungkasnya.

Reporter: Amanah

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.