08 April 2025

Get In Touch

Pj Gubernur Adhy Berharap Penguatan Modal UMKM Baznas Mampu Kurangi Kemiskinan di Jatim

Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono memukul gong meresmikan program penguatan modal bagi UMKM Baznas se-Jatim di Grand Swiss-belhotel Darmo Surabaya, Kamis (19/09/2024).
Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono memukul gong meresmikan program penguatan modal bagi UMKM Baznas se-Jatim di Grand Swiss-belhotel Darmo Surabaya, Kamis (19/09/2024).

SURABAYA (Lenteratoday) - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, meluncurkan program penguatan modal bagi UMKM Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) se-Jatim di Grand Swiss-belhotel Darmo Surabaya, Kamis (19/09/2024). Dia berharap program ini mampu mengurangi kemiskinan di Jatim.

Launching ditandai dengan penyerahan simbolis program Baznas Jatim oleh Pj. Gubernur Adhy didampingi Ketua Baznas Jatim KH. Ali Maschan Moesa kepada lima perwakilan penerima program yang dilanjutkan dengan pemukulan gong.

Dalam sambutannya, Adhy menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Baznas Jatim yang selama ini telah membantu pemerintah dalam penanganan kemiskinan di Jawa Timur. Dimana, Baznas merupakan salah satu mitra strategis Pemprov Jatim utamanya dalam upaya pemberdayaan masyarakat terutama UMKM.

"Salah satu strategi atau kebijakan dalam upaya pengurangan kemiskinan adalah bagaimana kita mendorong peningkatan penghasilan atau pendapatan bagi masyarakat miskin. Namun, selain itu juga dengan pemberian bantuan yang sifatnya ekonomis produktif baik berupa akses permodalan maupun bantuan alat produksi," kata Adhy.

"Untuk itu, program penguatan modal bagi UMKM yang dilakukan Baznas Jatim ini, sejalan dengan upaya Pemprov Jatim dalam peningkatan pendapatan masyarakat serta memperkuat akses permodalan terutama bagi UMKM. Yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kemiskinan," imbuhnya.

Terkait peningkatan pendapatan bagi warga miskin, Adhy menyebut bahwa salah satu pintu masuknya terletak pada penguatan permodalan. Disamping itu pula, pendampingan dan pelatihan juga patut diberikan terutama bagi sektor UMKM. Apalagi sektor koperasi dan UMKM Jatim berkontribusi sebesar 59,18% terhadap PDRB Jatim tahun 2023.

"Bantuan modal bagi warga miskin juga perlu ada pendampingan. Sehingga orang miskin memiliki pengalaman, keahlian terhadap apa yang dikerjakan," katanya.

"Kami terus konsen pada peningkatan pendapatan bagi warga miskin. Dan itu sedang kita buat aturannya sehingga siapapun gubernurnya, fokusnya tetap pada program itu," imbuhnya.

Selain bantuan modal usaha, perbaikan kebutuhan dasar seperti akses pangan, kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat miskin juga dinilainya penting. Hal ini karena pendidikan yang memadai bagi warga miskin, juga akan berdampak pada masa depan mereka.

Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah menciptakan lapangan kerja serta pembentukan jaring pengaman sosial untuk melindungi mereka yang rentan.

Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono memberikan sambutan saat peluncuran program penguatan modal bagi UMKM Baznas se-Jatim di Grand Swiss-belhotel Darmo Surabaya, Kamis (19/09/2024).

Sementara, terkait angka kemiskinan ekstrem, berdasarkan Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tercatat, kemiskinan ekstrim di Jatim turun dari 4,40 persen di tahun 2020 menjadi 0,66 persen pada Maret 2024.

"Kita targetkan akhir tahun 2024 bisa zero persen. Dan tentunya ini menjadi tugas kita bersama," kata Adhy.

Sementara itu, Ketua Baznas Jatim KH. Ali Maschan Moesa menyampaikan, bantuan modal usaha yang diberikan selain berupa uang tunai juga berupa peralatan usaha. Baznas Jatim juga memberikan beasiswa kepada siswa SMA dengan total penerima 1.000 siswa sebesar Rp1 miliar.

"Besarannya pun beragam, hari ini misalnya kita serahkan secara simbolik ke UMKM z-auto berupa seperangkat peralatan bengkel/otomotif senilai Rp20 juta dan ke UMKM z-chicken berupa gerobak dan perabotan daging senilai Rp9 juta. Untuk beasiswa, Per siswa diberikan uang tunai senilai Rp1 juta per tahun," katanya.

Program Baznas Jatim yang diserahkan dalam kesempatan ini antara lain Beasiswa SKSS dengan Total bantuan Rp2,6 Milyar. Kemudian Beasiswa SMA dengan total bantuan Rp1 Milyar, Z-Chicken total bantuan Rp. 2,25 milyar, Z-Auto total bantuan Rp600 juta, dan Z-Coffee berupa Stok Kopi Bubuk.

Ali Maschan menambahkan skema bantuan modal ini dijalankan secara bertahap dengan sistem Qordl Al Hasan, seperti yang diterapkan di Banyuwangi, di mana modal diberikan tanpa bunga.

“Pada tahap pertama, mustahik akan menerima modal awal sebesar Rp 750.000 dan membayarnya dengan angsuran harian sebesar Rp 10.000 selama 75 hari. Setelah melunasi angsuran, mereka berhak mendapatkan tambahan modal hingga mencapai Rp 1.250.000 pada tahap akhir. Setelah seluruh angsuran selesai, modal tersebut dihibahkan kepada mustahik untuk memperkuat usahanya,” terangnya.

Menurutnya di Kabupaten Ngawi, skema yang diterapkan yaitu kredit super mikro tanpa agunan, dengan nominal Rp 1 juta hingga Rp 5 juta. Pembayaran dilakukan mingguan atau bulanan selama satu tahun, dan penerima manfaat membentuk kelompok dengan sistem tanggung renteng. Sementara di Tulungagung, Program Penguatan Modal menawarkan bantuan modal bertahap dengan total Rp 1.500.000 per mustahik.

Pada tahap pertama, mustahik menerima Rp 1.500.000 dan diwajibkan berinfak Rp 720.000 selama satu tahun. Setelah evaluasi, bantuan tambahan Rp 1.500.000 diberikan pada tahap kedua dengan kewajiban infak yang sama. Pada tahap ketiga, mustahik dapat memilih antara pinjaman tanpa bunga Rp 1.500.000 dari BAZNAS atau pinjaman dari bank dengan bunga yang ditanggung BAZNAS.

“Sejak 2019, program ini telah menyalurkan bantuan modal lebih dari Rp 706.250.000 kepada 665 mustahik dari 24 kelompok di Banyuwangi. Di Ngawi, sejak 2022 program ini telah membantu 508 pedagang, termasuk 458 pedagang sayur dan 50 PKL. Sedangkan di Tulungagung, sekitar 353 pedagang, mulai dari pedagang sayur, penjahit, hingga warung makan, telah menikmati manfaat program ini, dengan 64 peresen aktif ber-infak.

Program ini tidak hanya memberikan modal usaha, tetapi juga melatih mustahik untuk ber-infak dan ber-sedekah. Salah satu inisiatif yang dijalankan adalah program Sedekah Shubuh, di mana mustahik menyumbangkan Rp 2000 setiap hari sebelum bekerja, yang kemudian disetorkan ke kantor BAZNAS setempat.

Program ini telah terbukti membantu pedagang kecil terbebas dari jeratan rentenir dan memperbaiki kondisi ekonomi mereka. Namun, tantangan masih ada, seperti keterbatasan kemampuan manajemen keuangan di kalangan penerima manfaat dan kendala dalam menjaga stabilitas omzet usaha. Meski begitu, BAZNAS berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan ekonomi umat melalui pembiayaan syariah yang lebih inklusif.

Hadir dalam peluncuran ini, Pj. Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, Ketua BAZNAS Jatim KH Ali Maschan Moesa Direktur KPw BI Kanwil Provinsi Jawa Timur Iqbal Reza Nurgraha, OJK Provinsi Jawa Timur Indrawan Nugroho Utomo, Pimpinan Bank Jatim Syariah Shinta Damayanti Rahayu, serta pejabat dari Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur, Bank Syariah Indonesia, Bank Muamalat, dan Persatuan Wartawan Indonesia.

Turut hadir Wakil Ketua II BAZNAS Jatim KH Ahsanul Haq, Wakil Ketua III BAZNAS Jatim KH Muhammad Zakki, Wakil Ketua IV BAZNAS Jatim KH Husnul Khuluq serta Ketua dan Wakil Ketua BAZNAS Kabupaten/Kota se-Jawa Timur. (*)

Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.