09 April 2025

Get In Touch

Teatrikal Perobekan Bendera di Depan Hotel Majapahit Jadi Sarana Edukasi Generasi Muda

Teatrikal Refleksi Perobekan Bendera Belanda di depan Hotel Majapahit, Jalan Tunjungan Surabaya.
Teatrikal Refleksi Perobekan Bendera Belanda di depan Hotel Majapahit, Jalan Tunjungan Surabaya.

SURABAYA (Lenteratoday) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menggelar teatrikal Refleksi Perobekan Bendera Belanda di depan Hotel Majapahit, Jalan Tunjungan pada Minggu (22/9/2024). 

Kali ini, pertunjukan dipimpin langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang dikemas dengan Drama Musikal Sejarah berjudul 'Berkibarlah Benderaku'.
 
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, Teatrikal Refleksi Perobekan Bendera 19 September 2024 kembali digelar untuk mengedukasi generasi muda supaya tidak lupa akan sejarah penting kemerdekaan Indonesia.
 
"Hari ini teatrikal perobekan Bendera Belanda menjadi Bendera Merah Putih. Sejarah jangan sampai lupa, sehingga kita melibatkan anak muda khususnya siswa SMA. Tujuannya supaya mereka mengetahui bahwa disinilah Hotel Yamato yang kini dikenal sebagai Hotel Majapahit tempat perobekan bendera terjadi," kata Eri.
 
Pada momen ini, selain memimpin teatrikal, Eri juga memimpin penghormatan kepada Bendera Merah Putih saat menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
 
Bahkan, Eri juga mengambil peran sebagai residen Sudirman terlihat membacakan puisi berjudul Arek Suroboyo. Puisi tersebut berhasil membangkitkan semangat arek-arek Suroboyo sekaligus masyarakat yang hadir.
 
Eri menyebut, teatrikal refleksi perobekan Belanda tahun 2024 berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan supaya masyarakat yang datang melihat tidak bosen, tetapi edukasi sejarahnya tetap sampai pada masyarakat.
 
"Teatrikalnya berbeda setiap tahunnya, tapi cerita atau garis besarnya tetap sama. Ceritanya tetap sama hanya saja menuju teatrikal perobekan bendera itu dibuat berbeda-beda. Supaya masyarakat tidak bosan tapi semangatnya terus muncul bahwa Surabaya adalah tempat perobekan Bendera Belanda menjadi Bendera Merah Putih," sebutnya.
 
Lewat teatrikal ini, Eri menekankan pentingnya membangun Kota Surabaya lewat kolaborasi dan sinergi. Ia juga berharap bahwa setelah menyaksikan teatrikal perobekan bendera, anak-anak muda di Surabaya memiliki semangat yang sama dengan para pejuang pendahulunya. "Lewat teatrikal ini, saya berharap semangat kemerdekaan tertancap dalam jiwa anak muda," harapnya.
 
Sementara itu, Sutradara Teatrikal Refleksi Perobekan Bendera Heri Prasetyo atau biasa disapa Heri Lentho menggungkapkan bahwa pertunjukan tahun ini dibuka dengan suasana pasca kemerdekaan. Lalu diawal teatrikal juga menampilkan adegan persekusi yang dialakukan pemerintah Hindia Belanda kepada wartawan Antara Abdul Wahab kala itu. Persekusi dilakukan saat Abdul wahab akan mengambil foto suasana perobekan bendera.
 
"Ini yang berbeda dari tahun sebelumnya, ada adegan saat wartawan Antara Abdul Wahab saat dipersekusi oleh Hindia Belanda, itu persekusi pertama kali. Bagaimana Abdul Wahab saat itu mengamankan foto-fotonya yang kini menjadi bukti dan saksi sejarah perobekan bendera," tukasnya. (*)

Reporter: Amanah | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.