10 April 2025

Get In Touch

Dosen FK Unusa Terpilih Ikuti Young Scientist Program 2024 di Australia

Dosen FK Unusa dr. Hotimah Masdan Salim, Ph.D (kanan) saat mengikuti kegiatan program prestisius Young Scientist Program 2024 (YSP2024).
Dosen FK Unusa dr. Hotimah Masdan Salim, Ph.D (kanan) saat mengikuti kegiatan program prestisius Young Scientist Program 2024 (YSP2024).

SURABAYA (Lenteratoday) - Dosen dari Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FK Unusa), dr. Hotimah Masdan Salim, Ph.D  terpilih mengikuti kegiatan program prestisius Young Scientist Program 2024 (YSP2024) yang diselenggarakan oleh Federation of Asian and Oceanian Biochemists and Molecular Biologists (FAOBMB), di Melbourne, Australia.

Dalam kegiatan tersebut dr. Hotimah menjadi bagian dari YSP2024 Fellowship, sebuah inisiatif yang memberikan kesempatan kepada para ilmuwan muda dari negara-negara anggota FAOBMB untuk mempresentasikan penelitian mereka, berinteraksi dengan para pakar internasional, dan memperluas jaringan ilmiah mereka.

dr Hotimah mengatakan, dalam kegiatan itu, ia memaparkan hasil peneilitainnya terkait dengan ekstrak mitragyna speciosa nama latin dari kratom yang telah diujicobakan pada tikus dalam pengobatan diabetes.  

“Saat membawakan materi penelitian saya tentang ekstrak mitragyna speciosa, sudah ada rencana kolaborasi bersama untuk memperdalam mekanisme ekstrak mitragyna speciosa pada tingkat proteomik sebagai kandidat anti-diabetes mellitus,” ucapnya, Selasa (24/9/2024).

Lebih lanjut, ia menjelaskan, mitragyna speciosa, atau yang lebih dikenal dengan nama kratom, adalah sejenis pohon yang banyak tumbuh di Kalimantan Barat. Daun dari pohon ini telah digunakan selama ratusan tahun oleh masyarakat setempat untuk manfaat pengobatan tradisional.

Daun kratom mengandung senyawa aktif utama yang disebut mitragynine dan 7-hydroxymitragynine. Kedua senyawa ini memiliki efek pada reseptor opioid di otak, yang dapat menghasilkan efek penghilang rasa sakit, stimulasi, dan sedasi, tergantung pada dosis yang dikonsumsi.

"Di wilayah asalnya, daun kratom biasanya dikunyah, diseduh menjadi teh, atau dikeringkan dan dihaluskan menjadi bubuk. Kratom sering digunakan oleh pekerja untuk meningkatkan energi dan stamina, serta untuk mengatasi kelelahan dan nyeri," jelasnya.

Ia mengungkapkan, jika beberapa negara, termasuk Thailand dan Malaysia, melarang atau membatasi penggunaan kratom, sementara di negara lain penggunaannya masih legal, termasuk di Indonesia. Namun, beberapa negara, seperti Amerika Serikat, masih memperdebatkan legalitas dan regulasi kratom karena kekhawatiran mengenai keselamatan dan risiko kesehatan.

"Kratom tumbuh subur di daerah dengan iklim tropis, terutama di hutan-hutan yang lembap dan dekat dengan sungai, sehingga kondisi alam Kalimantan sangat mendukung pertumbuhannya. Di Indonesia, kratom lebih banyak ditanam untuk keperluan ekspor, terutama ke Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, di mana permintaannya cukup tinggi untuk dijadikan obat herbal atau suplemen," ungkapnya.

Saat ini, status legalitas kratom di Indonesia sedang menjadi perhatian. Meskipun hingga saat ini masih legal untuk dibudidayakan dan diekspor, Badan Narkotika Nasional (BNN) telah menyatakan rencana untuk memasukkan kratom ke dalam daftar narkotika golongan I karena potensi penyalahgunaan.

"Semoga saja melalui pertemuan ini pemanfaatan kratom dapat dimaksimalkan untuk obat dalam penderita diabetes," harapnya.

Diektahui, selaim Wakil Dekan FK Unusa terdapat dua ilmuwan muda asal Indonesia lain yaitu dr. Ariel Pradipta, M.Res, Ph.D, dari FK Universitas Indonesia dan Dr. Widiastuti Setyaningsih, S.T.P., M.Sc. dari Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. (*)

Reporter: Amanah | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.