Akademisi Unair Prihatin Minimnya Kurikulum Penanggulangan Bencana di Pendidikan Indonesia

PASURUAN (Lenteratoday) – Dalam menghadapi tantangan bencana yang semakin sering terjadi di Indonesia, perhatian terhadap pendidikan mengenai penanggulangan bencana menjadi sangat penting. Namun, hingga saat ini kurikulum penanggulangan bencana di institusi pendidikan Indonesia masih minim.
Hal ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi Prof. Dr. Hotman Siahaan, akademisi dari Universitas Airlangga yang menilai bahwa strategi mitigasi yang ada saat ini belum memadai, untuk menghadapi risiko bencana yang kian meningkat. Padahal pendidikan yang memadai mengenai kebencanaan sangat diperlukan.
"Strategi mitigasi penanggulangan bencana ini cukup memprihatinkan, karena masih banyak institusi pendidikan yang belum mengintegrasikan kurikulum kebencanaan. Padahal, ahli secara teknis kita sudah punya, dan semua memahami isu-isu ini," ungkap Prof. Hotman usai mengisi materi dalam acara Sosialisasi Penanggulangan Bencana bagi wartawan di Jawa Timur, Kamis(3/10/2024).
Lebih lanjut, Prof. Hotman menekankan bahwa pemahaman teknis saja tidak cukup untuk mengatasi bencana.
"Yang lebih penting adalah memahami dampak dari bencana alam, yang sering kali menimbulkan bencana sosial. Kita harus menyadari bahwa bencana tidak hanya berdampak secara fisik, tetapi juga dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial," jelasnya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa jurnalisme juga memiliki peran yang sangat penting, dalam proses mitigasi.
Untuk itu, Prof. Hotman menggarisbawahi bahwa jurnalisme harus berperan aktif dalam memberikan informasi yang tepat dan mendidik masyarakat mengenai kebencanaan.
"Jurnalisme harus bergerak dengan baik untuk mendukung mitigasi. Kita perlu membangun jurnalis yang tangguh dalam menghadapi bencana agar mereka dapat menyampaikan informasi yang akurat dan bermanfaat bagi masyarakat," tuturnya.
Prof. Hotman juga memuji agenda sosialisasi penanggulangan bencana yang digagas oleh BPBD. Menurutnya, inisiatif tersebut sangat positif dan harus didorong.
"Agenda yang dilakukan BPBD dalam rangka sosialisasi penanggulangan bencana dan pelatihan jurnalis tanggap bencana ini sangat bagus. Ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan kapasitas jurnalis," katanya.
"Kita harus membangun jurnalis yang tangguh bencana. Mereka harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menangani informasi mengenai kebencanaan," pungkasnya.
Reporter: Pradhita/Editor: Ais