
SURABAYA (Lenteratoday) -Pakar komunikasi Universitas Airlangga (Unair), Suko Widodo mengungkapkan, berdasarkan survei dalam 20 tahun terakhir mahasiswa tidak ada lagi yang berbicara.
Menurutnya, hal ini terjadi karena mental berkomunikasi mahasiswa menurun. "Karena tidak dididik, dan difasilitasi maka secara digital yang memungkinkan mereka tidak menggunakan keberanian itu tadi," ungkap Suko ketika ditemui dalam kegiatan "Munio" di Stikosa-AWS, Sabtu (6/10/2024) malam.
Suko mengatakan, banyaknya fenomena bunuh diri di kalangan mahasiswa yang belakang terjadi, disebabkan oleh ketidakberanian untuk mengungkapkan perasaan dan kesedihan secara individu.
"Padahal itu hal yang penting untuk ekspresi manusia. Maka marilah kita bicara, mari kita menyelesaikan persoalan hidup, persoalan kemanusiaan," sebut Suko.
Ia menuturkan, salah satu tips yang bisa dicoba untuk berani mengungkapkan perasaan yaitu dengan percaya diri.
"Percaya diri itu perlu. Karena digital membuat orang tidak sering bertatap muka. Sehingga kalau marah, kita bebas tanpa kontrol. Maka itulah, marilah kita kembali menjadi manusia," tuturnya.
Suko juga tak lupa berpesan kepada kalangan untuk kembali menjadi manusia utuh dan mempunyai etika dalam berkomunikasi.

"Ini puncak kepedihan bagi mahasiswa dengan tidak memanfaatkan publik space ketemu orang, mereka dengan kutu buku tidak cukup dengan kutu buku, tapi pertemuan-pertemuan kemanusiaan jadi penting. Kalau mau sukses harus belajar dengan manusianya langsung, bukan hanya melalui digital," pesannya.
Di tempat yang sama, dosen Senior Zainal Arifin Emka mengatakan, ketika sudah mahasiswa, seharusnya mahasiswa belajar menjawab persoalan kehidupan. Bukan hanya terampil menjawab soal ujian.
"Munio" merupakan forum komunikasi, diskusi dan belajar terbuka atas kerjasama Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya atau Stikosa-AWS dengn Sarana Rakyat Berkomunikasi (Sarkom) dan kolokium.id. Forum ini akan berlangsung setiap bulan.
Tema yang diusung pada malamitu "Jangan menyakiti diri, berkomunikasilah dulu serta menjaga mental tetap health. Hadir sebagai pebicara antara lain: Ketua Yayasan Pendidikan Wartawan Jawa Timur, Imawan Mashuri, Ketua Stikosa-AWS, Jokhanan Kristiyono, CEO Suara Surabaya Media Verry Firmansyah dan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Jawa Timur, Lutfil L Hakim.
Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH